Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Unorcid: Dunia Usaha Kontributor Deforestasi

United Nations Office for REDD+ Coordination in Indonesia (UNORCID) menyatakan penilaian kepada 500 lembaga yang terdiri dari perusahaan, investor, dan pemerintahan di dunia menunjukkan belum memiliki komitmen dalam pelestarian hutan.

Bisnis.com, JAKARTA—United Nations Office for REDD+ Coordination in Indonesia (UNORCID) menyatakan penilaian kepada 500 lembaga yang terdiri dari perusahaan, investor, dan pemerintahan di dunia menunjukkan belum memiliki komitmen dalam pelestarian hutan.

Andrew Mitchell,  Direktur Eksekutif Global Canopy Programme, lembaga pemeringkat hutan hujan, mengatakan dari 250 perusahaan berkuasa di dunia atas komoditas minyak sawit, kedelai, daging sapi, kulit, kertas, dan kayu hanya 8% yang menerapkan nol deforestasi.

“Penilaian ini dilakukan kepada 250 perusahaan dengan total pendapatan tahunan lebih dari US$4,5 triliun, 150 investor dan kreditur, 50 negara dan kawasan serta 50 pelaku berpengaruh lainnya di dunia,” tuturnya dalam keterangan resmi, Senin (30/11/2015).

Menurutnya, kendati pada sektor korporasi terdapat perbaikan komitmen, secara keseluruhan 500 lembaga ini berperan besar dalam rantai pasok komoditas yang memicu deforestasi dan menyumbang 10% emisi karbon global serta terindikasi sebagai kontributor utama perubahan iklim.

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan ini didapati menguasai 50% produk kemasan di pasar swalayan. Hasil penilaianForest 500 juga menyebutkan sektor pertanian komersial telah mendorong dua pertiga deforestasi di hutan hujan tropis.

“Melalui komoditas ini kita semua bagian dari perekonomian deforestasi tersembunyi, mulai dari pasta gigi hingga dana pensiun kita. Oleh karena itu perusahaan dan investor harus mengambil langkah kritis memperkuat dan melaksanakan kebijakan-kebijakan deforestasi,” katanya.

Dalam penilaian tahun ini, Global Canopy Programme hanya menemukan satu kreditur dunia yakni BNP Paribas asal Prancis yang mulai menerapkan nol deforestasi dalam penyaluran kredit pertanian. Perusahaan ini sejajar dengan HSBC asal Inggris yang mendapatkan penilaian tertinggi.

Penilaian yang diberikan dalam rentang paling rendah 0 dan paling tinggi 5 ini mendapatkan Groupe Danone Prancis, Kao Corp. Jepang, Nestlé S.A. Swiss, Procter & Gamble Amerika Serikat, Reckitt Benckiser Group Inggris, dan Unilever Inggris perusahaan pemegang nilai tertinggi.

Namun, dari semua yurisdiksi atau wilayah berlakunya undang-undang yang dinilai, tidak ada satu pun yang secara signifikan memperkuat kebijakan deforestasi baik tingkat nasional atau negara bagian untuk meningkatkan skor penilaian.

Tom Bregman, Manajer Proyek Forest 500 mengatakan, ke depan pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk menciptakan perlombaan atas lembaga yang dinilai guna mendapatkan penilaian tertinggi.

Lebih detail, penilaian pada tahun ini mendapati dari 31 perusahaan yang tidak memiliki kebijakan apa pun dalam satu tahun, hanya empat korporasi yang membuat kebijakan baru terkait pengadaan komoditas pertanian secara berkelanjutan.

Pada tahun ini hanya lima perusahaan yakni Astra Agro Lestari, Groupe Eram, Grupo Bimbo, Mewah International, dan News Corp. yang penilaiannya meningkat dua poin. Adapun McDonalds dan Bunge baru mulai menerapkan kebijakan nol deforestasi di seluruh komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper