Bisnis.com, Jakarta--Setijadi, Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) menilai permasalahan overload pada truk mesti dibenahi.
Menurutnya, selama masih banyak truk yang kelebihan muatan tidak akan terjadi perpindahan transportasi jalan ke laut.
Kelebihan muatan itu memicu biaya angkut yang murah bahkan ketika short sea shipping sudah efisien sehingga terjadi persaingan yang tidak sehat.
Truk yang overload juga berpotensi merusak jalan dari produsen menuju pelabuhan (first mile) dan dari pelabuhan menuju lokasi tujuan (last mile).
"Yang menjadi lemah di multimoda adalah peralihan antarmodanya yang dinamakan titik simpul. Ini apakah di terminal, stasiun, atau pelabuhan. Yang terjadi enggak dibenahi dan dampaknya ke waktu yang lebih lama karena terjadi penumpukan lalu antrian, dan kemudian biaya," jelasnya, Kamis (29/10/2015).
Berdasarkan data SCI, volume pengangkutan barang dari DKI Jakarta ke Jawa Timur pada 2014 sekitar 45 juta ton. Volume tersebut setara dengan 2,25 juta TEUS setahun atau 6.164 TEUS/hari. Pada arah sebaliknya, volume barang dari Jawa Timur ke DKI Jakarta juga setara dengan volume tersebut.
Sementara itu, terjadi ketimpangan penggunaan moda transportasi pengangkutan barang. Di Jawa, misalnya, sekitar 80% pengiriman barang didominasi oleh moda transportasi jalan.
Perlu pengembangan beberapa fasilitas pelabuhan, terutama fasilitas parkir, peralatan bongkar muat, dan lahan penumpukan barang, ujarnya.