Bisnis.com, Jakarta - Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menilai pemerintah mesti segera memperhatikan isu green logistics terlebih memasuki Masyarakat Ekononomi Asean. Negara di Asean bisa menetapkan batasan emisi tertentu sebagai syarat armada truk masuk ke negaranya.
Dia khawatir angkutan barang dari Indonesia tidak bisa memasuki negara lain karena tingkat emisinya melebihi batas sehingga tidak bisa masuk ke negara tujuan.
"Implementasi green logistics bisa menjadi faktor penentu daya saing, baik dalam MEA 2015 maupun praktik logistik global," ucapnya, Rabu (14/10/2015).
Penerapan green logistics di Indonesia masih menuai beberapa tantangan seperti ketersediaan tingkat teknologi kendaraan yang masih rendah. Seperti diketahui, Indonesia masih menggunakan vehicle emission standard Euro 2. Sementara, Thailand telah menggunakan standar Euro 3 sejak 2009, bahkan menggunakan Euro 4 pada 2012.
Kualitas bahan bakar minyak, jelasnya, masih yang terendah di Asean karena kadar sulfur yang tinggi. Selain itu, ketersediaan dan jaminan keberlanjutan pasokan bahan bakar yang ramah lingkungan belum menjadi prioritas.
"Jumlah dan ketersebaran fasilitas pengisian bahan bakar yang ramah lingkungan masih terbatas. SPBG masih sangat terbatas jumlah dan penyebarannya, sehingga para pelaku transportasi umumnya belum berani untuk beralih," jelasnya.