Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengajak pelaku industri kehutanan untuk lebih giat di media sosial guna mengkomunikasikan program-program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
“Era digital seperti saat ini sudah semestinya dimanfaatkan untuk lebih aktif di Facebook dan Twitter. Tidak usah takut di-bully atau didemo. Yang penting pesannya sampai,” ujar Direktur Jenderal Perhutanan Sosial Kementerian LHK Hadi Daryanto di Jakarta, Senin (31/8/2015).
Menurut dia, era digital telah melahirkan demokrasi digital sehingga memberikan kebebasan berekspresi bagi setiap individu di dunia maya. Karena itu, Hadi menilai digitalisasi mampu mengubah tatanan politik dan bisnis sehingga harus dapat diadopsi.
“Siapa sangka perusahaan seperti Nokia bisa hancur atau dengan munculnya fenomena Gojek seperti sekarang?” ujar mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan ini.
Hadi merupakan salah satu pembicara dalam peluncuran buku Menyingkap Bisnis Kehutanan Indonesia: Meretas Kiprah yang Tak Tercatat yang mengulas program-program CSR perusahaan kehutanan.
Buku ditulis oleh aktivis lembaga swadaya masyarakat, Diah Y Suradiredja, bersama praktisi media, Sigit Pramono.
Demi mewujudkan buku itu, keduanya berkunjung ke delapan perusahaan di lima wilayah.
Perusahaan yang didatangi adalah PT Riau Andalan Pulp & Paper, PT Arara Abadi, dan PT Diamond Raya Timber di Riau; PT Sari Bumi Kusuma dan PT Finnantara Intiga di Kalimantan Barat.
Selain itu, PT Inhutani I di Kalimantan Timur; PT Wijaya Santosa di Papua Barat; serta Perum Perhutani di Jawa.