Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program SALP Dorong Produksi Bahan Pangan di Sumut

Perusahaan agribisnis Monsanto Indonesia bekerja sama dengan Conservational International Indonesia (CI) menggelar program Sustainable Agriculture Landscape Partnership (SALP) guna meningkatkan produksi komoditas pangan lokal selain melindungi keanekaragaman hayati di Kabupaten Pakpak Barat, Sumatera Utara.
Tenaga penyuluh pertanian/Ilustrasi-mediatani.com
Tenaga penyuluh pertanian/Ilustrasi-mediatani.com

Bisnis.com, SUMUT—Perusahaan agribisnis Monsanto Indonesia bekerja sama dengan Conservational International Indonesia (CI) menggelar program Sustainable Agriculture Landscape Partnership (SALP) guna meningkatkan produksi komoditas pangan lokal selain melindungi keanekaragaman hayati di Kabupaten Pakpak Barat, Sumatera Utara.

CEO Monsanto Indonesia Mauricio Amore mengatakan untuk jangka panjang program  tersebut tidak saja bertujuan meningkatkan produk pertanian dan tata ruang, namun juga untuk swasembada pangan. Melalui program SALP, ujarnya, para petani berperan sebagai penjaga konservasi lingkungan dengan tingkat pendapatan yang yang lebih baik.

Bahkan lebih dari itu, para petani juga memiliki kemampuan beradaptasi untuk peribahan iklim melalui program yang sudah dimulai sejak 2013 tersebut, ujarnya pada peluncuran program kedua SALP tadi malam, Senin (24/8/2015). Sebelumnya program yang sama telah berhasil di laksanakan di negara lain seperti di wilayah Serado, Brasil. 

Sejumlah komoditas yang dikembangkan di Kabupaten Pakpak Bharat melalui kerjasama dengan Pemda setempat termasuk jagung, kopi, jeruk dan gambir. Melalui praktik terbaik (best practice) yang diterapkan, sejauh ini telah terjadi peningkatan produksi jagung 30% hingga 100% di wilayah itu.

Sementara itu, Project Manager lembaga swadaya masyarakat CI Indonesia Fitri Hasibuan  mengatakan bahwa Pakpak Bharat merupakan salah satu dataran tinggi di Sumatera Utara yang memiliki lahan pertanian dan hutan yang sangat luas. Delapan puluh persen dari wilayah itu merupakan kawasan hutan dan pada umumnya pekerjaan masyarakat sehari hari adalah bertani.

Menurutnya, sejak program itu dijalankan pada 2013, para petani telah mampu meningkatkan produksi jagung mereka dari tiga hingga empat ton per hektare hingga tujuh sampai sampai delapan  ton per hektare. Hanya saja dia berharap ke depan program kerjasama tersebut tidak saja berhasil menaingkatkan poduksi pangan dan pelestarian lingkungan namun juga bisa membantu para petani dalam memasarkan hasil produksi mereka. 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper