Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutama Karya tengah melakukan penjajakan dengan sejumlah lembaga keuangan multilateral untuk mendukung pembiayaan pembangunan jalan tol trans Sumatra.
Direktur Keuangan Hutama Karya Anis Anjayani mengatakan penjajakan direct lending tengah dilakukan di antaranya dengan World Bank, IDB, ADB dan China Development Bank. Bila berjalan lancar, pinjaman dapat dicairkan dua tahun mendatang.
Sementara itu, sambil menunggu cairnya pinjaman, Hutama Karya akan mencari dukungan pinjaman dari bank nasional untuk memberi dana talangan.
“Kami memang sedang mencari mana yang paling cepat, paling murah, dan bisa ditanggung tol trans Sumatera ini. Karena tol ini kan secara bisnis sama sekali tidak masuk,” katanya, Senin (17/8/2015).
Anis pengatakan pinjaman ini dibutuhkan untuk mendukung ekuitas perusahaan yang terbatas. Tahun ini, HK mendapatkan PMN senilai Rp3,6 triliun untuk membangun empat ruas trans Sumatra. Nilai tersebut tidak cukup untuk investasi keempat ruas tol tersebut.
Sementara itu, pekan lalu HK baru saja menandatangani kerjasama kesepakatan peminjaman dengan PT Sarana Multi Infrastruktur untuk ruas Medan-Binjai. Pinjaman senilai Rp481 miliar dari SMI digunakan untuk 30% kebutuhan investasi proyek tersebut.
Anis mengatakan pada dasarnya pihaknya lebih suka bila pendanaan ruas lainnya pun dapat dipenuhi melalui pinjaman dari SMI. Meski demikian, menurutnya pihaknya perlu mengantisipasi keterbatasan kemampuan SMI juga.
“Kurang lebih pinjamannya kan bisa mencapai lebih dari Rp20 triliun untuk tol ini. Saya rasa kan SMI tidak bisa untuk membiayai ini semua, nanti SMI hanya mendanai tol saja, padahal infrastruktur lain kan banyak juga,” katanya.
Adapun tiga ruas trans Sumatera lainnya yang ditugaskan pembangunannya kepada Hutama Karya adalah ruas Palembang-Indralaya, Bakauheni-Terbanggi Besar, dan Pekanbaru-Kandis-Dumai. Penugasan tersebut sesuai dengan Perpres 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Tol Trans Sumatera.