Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Swasembada Daging 2019 Lebih Mudah Dicapai

Menristek Dikti Mohamad Nasir optimistis target swasembada daging yang ditetapkan pemerintah akan lebih mudah dicapai, menyusul diterapkannya riset pengembangan sapi yang mampu meningkatkan bobot hingga lebih dari 300%.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Natsir./JIBI-Endang Muchtar
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Natsir./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Menristek Dikti Mohamad Nasir optimistis target swasembada daging yang ditetapkan pemerintah akan lebih mudah dicapai, menyusul diterapkannya riset pengembangan sapi yang mampu meningkatkan bobot hingga lebih dari 300%.

“Hasil pengembangan riset sapi yang  dilakukan oleh LIPI dan PT Karya Anugerah Rumpin (KAR) mampu meningkatkan bobot hingga lebih dari 300%. Sapi ini bukan hanya untuk fattening atau breeding, tapi juga kedua-duanya yang dilakukan melalui rekayasa  genetika,” kata Menristek Dikti Mohamad Nasir, di Jakarta, Senin (6/7/2015).

Menteri Nasir mengatakan bila sapi lokal dalam waktu tiga tahun hanya mampu memiliki bobot  175-200 kg, maka sapi hasil riset tersebut justru mampu memiliki bobot 350 kg hanya dalam waktu satu tahun. Jadi,  lanjutnya, dalam waktu tiga tahun, sapi hasil riset tersebut dapat memiliki bobot 900 kilogram lebih.

"Dengan bobot sapi sebesar itu, saya  optimistis swasembada daging akan lebih cepat dicapai dari target pada 2019," ujarnya optimistis.

Padahal, Pemerintah Presiden Joko Widodo menargetkan swasembada pangan pada 2017 dan swasembada daging pada 2019. "Target ini harus segera direalisasi untuk mengurangi impor yang selama ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan daging nasional yang terus meningkat," tutur Menteri Nasir.

Selain bobot badan yang besar, menurut Menteri Nasir, sapi tersebut juga tahan terhadap penyakit, tahan terhadap perubahan cuaca ekstrem, dan mudah beradaptasi sehingga cocok dengan daerah produsen sapi di Indonesia, seperti di Nusa Tengara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa, Madura, dan Sumatra.

Dia menjelaskan pengembangan sapi ini telah dilakukan di Kupang, NTT, dengan hasil yang sangat memuaskan. “Melalui rekayasa genetika ini, kita dapat memprogram sapi sejak awal melalui kawin suntik. Jenis kelamin sapi pun dapat diprogram sesuai dengan pesanan atau kebutuhan."

Jenis kelamin sapi, menurut Menteri Nasir, juga dapat dipogram sesuai dengan kebutuhan dan keingingan. “Saya punya sapi di Kupang. Waktu itu, saya minta diprogram agar melahirkan sapi betina, dan kini sapi betina tersebut sudah besar,” ucap Menteri Nasir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper