Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Pertanian Amran 'Pindah Kantor' ke Pasar Kramat Djati?

Kepala UPB Kramat Djati M Salam bahkan kerap berseloroh, Pak Menteri itu kantornya sudah pindah ke Pasar Kramat Djati.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kiri) berbincang dengan petani./Antara
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kiri) berbincang dengan petani./Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Pernah ada satu cerita yang beredar di antara pelaku pasar, baik pedagang hingga pelanggan tetap pasar Kramat Djati, Jakarta Timur.

Suatu hari, bertandang seorang pria paruh baya berkaus dan bersandal jepit ‘main’ mengelilingi pasar tersebut. Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan sembarang orang, disalaminya, sambil menanyakan sesuatu. “Pak, bagaimana harga bawang merah?”

Bukannya menanggapi keluhannya, orang yang disalaminya itu tidak menunjukkan perhatian sama sekali.

Matanya berputar ke sana-sini seperti mencari sesuatu. “Pak sebentar Pak, Ini Pak Menteri setiap hari ke sini, saya buru dulu Pak Mentan,” katanya tergesa-gesa.

Dia langsung meninggalkan si pria paruh baya bersandal jepit. Tanpa ajudan dan kerubungan wartawan, siapa sangka pria bersandal jepit yang baru saja menyalaminya itu adalah Pak Menteri yang dia cari-cari.

Entah apa yang membayangi mimpi malam Amran Sulaiman. Dalam sedikitnya dua pekan terakhir, Bisnis mencatat Amran tak melepaskan perhatiannya dari komoditas tersebut.

Dari Jakarta dan demi Jakarta, dia terbang ke Brebes, Jawa Tengah dan Bima, Nusa Tenggara Barat untuk mencari sentra-sentra produksi bawang merah.

Kepala UPB Kramat Djati M Salam bahkan kerap berseloroh, “Pak Menteri itu kantornya sudah pindah ke Pasar Kramat Djati.”

Jika diruntut dalam dua minggu terakhir, urusan Amran memang tak jauh-jauh dari bawang merah. Pada 11-12 Juni, Amran berada di Brebes, Jawa Tengah—wilayah yang menjadi sentra produksi bawang merah—untuk melaksanakan panen bawang merah. Dia lalu memborong 100 ton untuk dipasarkan di Jakarta.

Lalu pada 13 Juni, Amran gelontorkan 100 ton bawang merah bersama dengan Perum Bulog. Tujuannya, apalagi kalau bukan stabilisasi harga. Mendapat kabar ada pemberitaan truk-truk membawa kabur bawang tersebut, Amran pun kembali ke Pasar Induk Kramat Jati pada 14 Juni, Minggu pagi.

Dia lalu menjelaskan kalau truk-truk itu bukan kabur, tapi menuju ke pasar-pasar rakyat yang tidak menjual secara grosiran. Amran mengklaim dengan langsung sampai ke pasar rakyat, rantai distribusi akan terpangkas.

“Kalau sekarang ini harga bawang mahal, itu petaninya dan pembelinya menjerit semua. Harusnya salah satu ada yang senang, ini tidak. Makanya ini rantai distribusi yang 7 pintu harus kita pangkas jadi 3-4 pintu,” kata dia.

Lanjut lagi, pada 16 Juni, Amran sempat dijadwalkan kembali ke Pasar Kramat Jati bersama sejumlah anggota Komisi IV DPR. Namun, atas alasan tertentu, dia membatalkan keikutsertannya. Tiga hari kemudian, Amran pun menuju Bima, Nusa Tenggara Barat, juga untuk memanen bawang merah.

Kemudian, pada 21 Juni lalu, Amran bersama Perum Bulog tak hanya mengunjungi Pasar Induk Kramat Jati. Dia juga mengecek harga bawang di Pasar Klender dan Pasar Rumput. Pada 23-24 Juni, dia terbang ke Nganjuk, lagi-lagi untuk memanen si bawang merah.

Tak bosan mengunjungi Kramat Jati, Amran pun kembali ke pasar pada Kamis (25/6) pagi. Dia membuka pasar murah yang menjual sejumlah komoditas pangan, termasuk bawang merah.

Memang, pihak pasar sendiri mengaku harga bawang merah konsisten stabil di kisaran Rp19.000-Rp20.000 per kg meski di saat yang sama harga bawang merah nasional yang dicatat Kemendag berada di kisaran Rp30.466 per kg.

Bersambung ke bagian kedua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman Selanjutnya
Bukan Cuma Bawang Merah
Penulis : Dara Aziliya
Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bisnis Indonesia edisi 26/6/2015
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper