Bisnis.com, JAKARTA -- Pekerja Jakarta International Container Terminal (JICT) mengajak pekerja pelabuhan Indonesia menggenjot produktivitas pelayanan jasa kepelabuhanan untuk menekan dwelling time dan mendongkrak daya saing ekonomi nasional.
Ketua Serikat Pekerja PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) Nova Hakim,mengatakan hal itu bertepatan dengan momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional setiap tanggal 20 Mei, yang digelar di JICT hari ini,Rabu (20/5).
"Sudah saatnya momen Harkitnas direspons sebagai kebangkitan pelabuhan Indonesia. Pelabuhan erat kaitannya dengan aktivitas ekonomi suatu negara,"ujarnya dalam jumpa pers, Rabu (20/5/2015).
Dia mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan pasar ekspor impor sangat besar sudah seharusnya memiliki pelabuhan nasional yang patut dibanggakan. Alasannya, pelayanan efisien di pelabuhan akan meningkatkan daya saing nasional dan kemakmuran rakyat.
“Indeks kinerja logistik Indonesia tahun 2014 berada di posisi 53 dengan persentase rata-rata 66,7 %. Jauh di bawah Singapura di peringkat ke 5 dan Malaysia di peringkat 25. Untuk itu sudah saatnya Indonesia terutama peran negara bersinergi membangun layanan pelabuhan yang andal. Kebanggaan pelabuhan adalah nasionalisme dan kedaulatan,” paparnya.
Dia mengatakan, sebenarnya JICT telah diakui sebagai pelabuhan petikemas yang paling produktif di Indonesia dan menjadi kebanggaan nasional.
”JICT selama 16 tahun telah berhasil meningkatkan produktivitas pelabuhan dua kali lipat. Tahun 1999 JICT memiliki produktivitas 14 gerakan peti kemas per jam (Mph). Namun saat ini JICT mampu menghasilkan produktivitas mencapai 30 Mph," tuturnya.
Menurut Nova, produktivitas pelabuhan merupakan salah satu indikator pengurangan waktu tunggu barang (dwelling time) di pelabuhan karena semakin produktif pelabuhan membuat pelayanan semakin cepat dan efisien sehingga harga-harga barang semakin murah.
Dia mengatakan, keberhasilan JICT dalam meningkatkan produktivitas tidak lepas dari peran pekerja yang sangat vital. Oleh karenanya, Pemerintah harus berperan penting untuk melindungi pekerja agar dapat memiliki mindset melayani dan meningkatkan produktivitas pelabuhan di Indonesia bukan malah dibuat tidak kondusif.
”Pola pelayanan pelabuhan seharusnya juga bisa mencerminkan sinergi antara stakeholders pelabuhan yang masih belum optimal sampai saat ini. Pelabuhan menjalankan fungsi pelayanan publik dan komersial sehingga harus ada langkah-langkah preventif melalui regulasi serta kebijakan yang bisa membuat fungsi ini seimbang,” ujar dia.