Bisnis.com, CIMANGGU – Kendati beberapa hari terakhir pemerintah mulai menggodok wacana impor beras untuk menstabilkan harga, Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim stok beras menghadapi bulan puasa dan lebaran aman.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan, jika melihat situasi saat ini, ketersediaan beras diyakini dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Untuk menekan peluang impor beras, Amran mengaku saat ini Kementan mengupayakan berbagai cara untuk mendongkrak produktivitas.
“Beras insya Allah cukup sampai puasa. Pak Mendag [Menteri Perdagangan] mengatakan impor adalah alternatif terakhir, jadi sekarang kita terus mengupayakan tanam dan tanam,” kata Amran usai menjadi pembicara di Sarasehan Sarasehan Forum Komunisi Profesor Riset di Cimanggu, Selasa (19/5/2015).
Sepekan terakhir wacana impor beras mencuat setelah Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menyampaikan opsi impor, jika kebutuhan dalam negeri tak mencukupi, dan terjadi lonjakan harga.
Akhir pekan lalu, dalam orasinya di Cibubur, Presiden Joko Widodo mengakui ada desakan untuk impor beras dari pihak-pihak yang diuntungkan dengan keputusan tersebut.
Kendati demikian, dia menegaskan akan semaksimal mungkin menekan impor, karena hal tersebut akan menyengsarakan petani.
Tak Ada Persoalan
Dirjen Tanaman Pangan Kementan Hasil Sembiring pekan lalu menyampaikan dari sisi produksi, pihaknya tidak melihat adanya persoalan jumlah beras tersedia dalam menyambut bulan puasa dan lebaran tahun ini.
Pasalnya, data yang dihimpun Ditjen Tanaman Pangan menunjukkan surplus beras dalam empat bulan pertama tahun ini mencapai 7 juta ton, dengan menggunakan asumsi konsumsi sebesar 2,67 juta ton per bulannya.
“Apalagi dalam enam bulan pertama pemerintahan baru luas tanam kita bertambah 700 ribu hektare. Intinya jika melihat produksi beras dan stok yang kita miliki saat ini, kita belum perlu impor,” jelas Hasil.
Adapun, untuk pasokan selama bulan puasa yang jatuh pada Juni-Juli tahun ini, data menunjukkan ketersediaan beras dalam negeri yaitu 8,87 juta ton. Dengan kebutuhan konsumsi per bulan sebesar 2,67 juta ton, surplus beras selama Juni-Juli diprediksi mencapai 3,5 juta ton.
Amran pun menegaskan stok beras jelang puasa cukup karena saat ini stok beras Bulog telah mencapai 1,3 juta ton. Kendati demikian, dia mencium harga gabah di sejumlah daerah masih berada di bawah HPP sehingga dia meminta Perum Bulog segera memaksimalkan penyerapan.
“Memang ada kendala kadar air, tapi di sini kita minta Bulog untuk kreatif, kan ada alat pengeringan. Di Merauke itu harga beras di tingkat petani Rp6.700,” tambah Amran.