Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Negara Bagian Odisha, India, mempelajari sistem pengelolaan lingkungan industri di Indonesia, khususnya pada industri pertambangan dan pembangkit listrik.
Senior Environmental Engineer Odisha Pollution Control Board Nihar Sahoo mengatakan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan atau yang disebut dengan Proper yang akan membantu pengembangan program serupa di Odisha.
“Sektor yang paling didalami adalah pertambangan. Selain itu pembangkit listrik, juga alumunium dan baja,” ujarnya, Senin (18/5).
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) MR Karliansyah mengatakan delegasi tersebut akan diajak mengunjungi PT Bukit Asam, PT Muara Karang, Hotel Shangri-La, dan PT Indocement yang mewakili industri pertambangan batu bara, pembangkit listrik, perhotelan dan semen.
“Supaya mereka dapat langsung melihat, makanya diajak site visit. Ini loh, ada perusahahaan tambang yang katanya merusak lingkungan tapi bisa memenuhi aturan lingkungan,” kata Karliansyah.
Dalam kunjungan tersebut, akan dijelaskan contoh keberhasilan industri dalam mereduksi dan mengelola limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) penerapan community development, hingga keuntungan material yang kembali pada perusahaan.
Dora Nsuwa Cudjoe, Senior Environmentalist World Bank USA, mengatakan program studi banding ini difasilitasi World Bank untuk menjalin kerja sama antarnegara sekaligus untuk menyelamatkan lingkungan dalam hal pengelolaan limbah industri.
“Kalau Odisha merupakan negara bagian dengan sekitar 42 juta penduduk. Kalau Odisha bisa belajar dan memperbaiki kontrol polusi mereka, tentu bisa jadi contoh baik bagi negara bagian lain,” katanya. []