Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumut Dorong Hilirisasi Industri Kelapa Sawit

Pemerintah Provinsi Sumatra Utara tengah mendorong hilirisasi industri kelapa sawit. Adapun, pada saat ini devisa melalui ekspor crude palm oil (CPO) terus menurun.

Bisnis.com, MEDAN—Pemerintah Provinsi Sumatra Utara tengah mendorong hilirisasi industri kelapa sawit. Adapun, pada saat ini devisa melalui ekspor crude palm oil (CPO) terus menurun.

Wakil Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi mengatakan kelapa sawit merupakan salah satu penopang perekonomian. Namun, ke depan, Sumut tak lagi dapat mengandalkan ekspor CPO.

"Oleh karena itu, melalui penetapan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke, kami mendorong Sumut menjadi pusat industri kelapa sawit Indonesia bagian barat. Kami melihat, nilai tambah olahan dan turunan kelapa sawit memiliki nilai tambah yang lebih besar," ujar Erry di sela-sela pembukaan International Palm Oil Exhibition 2015, Kamis (23/4/2015).

Lebih lanjut, Erry menyebutkan, hingga saat ini hanya Unilever yang sudah berinvestasi di Sei Mangke. Dia tak menampik, untuk menjadi pusat industri kelapa sawit memang tak mudah. Apalagi, dukungan infrastuktur belum sepenuhnya hadir.

Namun, Erry optimistis dengan banyaknya infrastruktur yang sedang dikerjakan. Dia mencontohkan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung, dan pengerjaan 231 jalur kereta api khususnya yang akan menghubungkan Sei Mangke ke Kuala Tanjung.

"Tidak hanya itu, nantinya jalur kereta api ini akan menghubungkan sampai ke Brandan dan Besitang serta Aceh. Jika kita memproduksi turunan kelapa sawit di Indonesia saya yakin keuntungannya akan berkali-kali lipat. Pusat produksi dan konsumen semuanya ada di Sumut. Apalagi akhir tahun ini ada MEA," tambah Erry.

Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumut Budi Trisnanto mengatakan saat ini struktur perekonomian Sumut masih banyak bergantung pada komoditas alam seperti kelapa sawit dan karet. Kendati demikian, kelak Sumut tak dapat lagi berharap pada komoditas karena fluktuasi harga di pasar dunia.

"Tantangannya adalah bagaimana Sumut mengubah struktur perekonomian tersebut, sehingga mengarah ke industri. Jangan lagi bergantung pada ekspor SDA. Hilirisasi industri perlu diwujudkan," pungkas Budi.

Berdasarkan data BPS Sumut, per Februari 2015, nilai ekspor CPO Sumut menurun 23,86% menjadi hanya US$489,24  dari US$642,57 juta pada periode yang sama tahun lalu. Adapun, ekspor CPO masih menjadi yang terbesar dari seluruh nilai ekspor Sumut yakni 39,4%.

Selain mendorong hilirisasi, Erry juga mengatakan agar perkebunan kelapa sawit terus meningkatkan produktivitasnya melalui peningkatan teknologi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper