Bisnis.com, BRASILIA – Merespons maraknya demonstrasi menentang kebijakan ekonominya, Presiden Brasil Dilma Rousseff meminta masyarakat untuk bersabar menunggu hasil pengetatan fiskal sepanjang tahun ini.
Saat menyampaikan pidato perayaan Hari Perempuan Internasional Ahad lalu, Rousseff menyampaikan langkah-langkah pengetatan belanja yang telah disusunnya bersama Menteri Keuangan Joaquim Levy akan segera menyehatkan perekonomian negara itu.
“Kita sedang menghadapi masalah, namun ini sifatnya sementara. Fundamental perekonomian terus menguat,” ungkap Rousseff di Rio de Janeiro, Minggu (8/3).
Reuters mengutip sutus berita G1 menyampaikan dalam beberapa hari terakhir, masyarakat Brasil kerap turun ke jalan di Brasilia dan Sao Paulo untuk menggungat kebijakan ekonomi Rousseff. Mereka meneriaki Rousseff sebagai ‘pembohong’.
Sejak terpilih kembali, Rousseff telah menempuh sejumlah langkah untuk mengetatkan fiskal negara itu.
Dia memutuskan untuk menaikkan pajak bahan bakar, impor, dan kosmetik untuk mengendalikan belanja pemerintah dan menekan defisit anggaran yang sempat naik tiga kali lipat saat masa kepemimpinannya terdahulu.
“Langkah pemerintah termasuk mengurangi belanja sosial untuk tenaga kerja dan pensiun dan menaikkan harga energi, kelak akan menyeimbangkan perekonomian domestik,” lanjut Rousseff.
Per 5 Maret lalu, bank sentral Brasil (Banco Central do Brasil/BCB) pun kembali menaikkan suku bunga acuannya 50 basis poin (bsp) ke level 12,75%, tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Bank sentral sempat menaikkan suku bunga akhir Januari lalu sebesar 50 bsp ke level 12,25%.