Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Protes Brasil dan Australia, Kemenperin: Tak Ganggu Perdagangan Industri

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian percaya hubungan yang memanas dengan Brasil dan Australia takkan merusak perdagangan.
Peti kemas barang/Bisnis
Peti kemas barang/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian  percaya hubungan yang memanas dengan Brasil dan Australia tidak akan merusak perdagangan.

Sekretaris Jenderal Kemenperin Ansari Bukhari berpendapat protes dari Brasil dan Australia mungkin menggangu hubungan diplomatik dengan Indonesia tetapi rasanya tidak untuk kegiatan dagang.

“Saya pikir mudah-mudahan masalah ini tidak ganggun impor kita, ini masalah hukum kan,” tuturnya, di Jakarta, Rabu (25/2/2015).

Hubungan dengan Negeri Samba merenggang gegara hukuman mati yang diberlakukan otoritas hukum Indonesia atas terpidana mati berkewarganegaraan Brasil baru-baru ini. Adapun dengan Australia tak jauh beda, pemerintah Negeri Kanguru meminta RI membatalkan hukuman mati terhadap warganya yang terpidana kasus narkoba.

Presiden Brasil Dilma Rousseff menolak duta besar RI untuk Brasil Toto Riyanto. Sementara Perdana Menteri Australia Tony Abbot menyinggung soal bantuan mereka yang digelontorkan kepada Indonesia sewaktu tsunami Aceh agar hukuman mati dibatalkan.

“Tidak bisa gara-gara masalah itu jadi memutus kerja sama dagang. Mudah-mudahan ini tidak halangi impor kita,” ucap Ansari.

Dia mengaku tak mengetahui persis realisasi perdagangan produk industri dengan Brasil, tetapi menurutnya tidak terlalu besar. Salah satu impor dari Negeri Samba adalah bijih besi untuk bahan baku industri besi baja serta gula mentah.

Sementara dengan Australia salah satu impor utama yang dilakukan berupa susu dan daging. Sekitar 90% kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu dibeli dari luar negeri. Susu dari peternak lokal tidak cukup memenuhi permintaan yang ada.

“Aspek diplomatik dengan Brasil dan Australia mungkin terhambat tetapi ekonomi saya rasa tidak,” ujar Ansari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper