Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gencatan Senjata Ukraina Picu Sentimen Positif di Pasar Eropa

Perjanjian tersebut memberikan sentimen positif atas prospek perekonomian Eropa. Bursa Eropa kemarin bergairah ditandai dengan lonjakan Indeks STOXX 600 sebesar 0,75% ke level 374,83, rekor level tertinggi sejak 2008.
Warga Ukraina./Reuters
Warga Ukraina./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA— Persetujuan gencatan senjata di Ukraina tercapai dalam perundingan antara Rusia, Ukraina, Perancis, dan Jerman di Belarus. 

Perjanjian tersebut memberikan sentimen positif atas prospek perekonomian Eropa. Bursa Eropa kemarin bergairah ditandai dengan lonjakan Indeks STOXX 600 sebesar 0,75%  ke level 374,83, rekor level tertinggi sejak 2008.

Perundingan di Minsk, Belarus dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Petro Proshenko, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Presiden Perancis Francois Hollande.

Gencatan senjata antara pemerintah Ukraiana dengan gerakan separatis yang didukung oleh pemerintah Rusia mulai berlaku pada 15 Februari 2015 dan berarti akhir dari sanksi ekonomi Uni Eropa atas Rusia.

Penghentian konflik tersebut, menurut analis Pusat Kajian Kebijakan Eropa Steven Blockmans, tercapai karena Uni Eropa dan Rusia sama-sama sadar bahwa kedua pihak tidak bisa menanggung dampak negatif dari sanksi ekonomi terhadap Rusia terlalu lama.

Ekonomi Rusia tidak bisa menanggung tekanan dari sanksi ekonomi akibat kebijakan pemerintahnya di Ukraina berbarengan dengan tekanan dari nilai tukar rubel dan harga minyak yang anjlok.

“Tekanan atas kesejahteraan masyarakat Rusia tidak menguntungkan siapapun, baik Putin maupun Eropa,” kata Blockman seperti dikutip Bloomberg, Jumat (13/2/2015).

Ekspor dari UE ke Rusia anjlok 12% atau sekitar US$16 miliar dalam 11 bulan pertama 2014. Jerman mendapatkan 37% dari suplai gas mereka dari Rusia. Perusahaan Jerman seperti Volkswagen dan Siemens termasuk dari investor luar negeri terbesar di Rusia.

Konflik bersenjata di timur Ukraiana berawal dari terpilihnya pemerintahan baru di Ukraina menggantikan pemerintah pro Rusia pada 2013. Pergantian pemerintahan tersebut memunculkan gerakan separatis di Crimea, wilayah timur Ukraina yang berbatasan dengan Rusia.

Uni Eropa mulai mengenakan sanksi ekonomi kepada Rusia mulai Maret 2014 menggunakan dukungan Rusia atas gerakan separatis di Ukraina. Sanksi ekonomi kemudian diikuti oleh dimasukannya beberapa konglomerat dan perusahaan Rusia dalam daftar hitam di 28 negara anggota Uni Eropa.

Perjanjian tersebut memberikan sentimen positif atas prospek perekonomian Eropa. Bursa Eropa kemarin bergairah ditandai dengan lonjakan Indeks STOXX 600 sebesar 0,75%  ke level 374,83, rekor level tertinggi sejak 2008.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper