Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembang Teriak, Harga Listrik di Kawasan Industri Kemahalan

Bukan karena sudah ditetapkan sebagai kawasan industri lantas seluruh kebutuhannya dijamin terakomodir termasuk soal listrik.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA— Bukan karena sudah ditetapkan sebagai kawasan industri lantas seluruh kebutuhannya dijamin terakomodir termasuk soal listrik.

Untuk jaminan pasokan mungkin seluruhnya cukup tetapi dari segi harga belum tentu aman. Pengembangan KI Bantaeng di Sulawesi Selatan mengaku harga listrik terlampau mahal.

Harga setrum dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di kawasan tersebut mencapai US$12 sen per kWh.  Dengan harga ini dirasakan sulit menarik minat investor untuk menjadi tenant di kawasan industri tersebut.

Tenant pasti mikir, dengan harga listrik segitu susah mau produksi, akhirnya penghiliran industri susah,” tutur Dirjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin Harjanto, di Jakarta, Rabu (28/1/2015).

Kawasan industri Bantaeng akan dikembangkan dengan fokus industri ferronikel seluas 3.000 hektare. Untuk memenuhi kebutuhan litrik mencapai 600 MW akan dibangun PLTU 2 x 300 MW. Pembangunan pembangkit listrik ini tengah berjalan.

Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Sanny Iskandar menyatakan ketimpangan antara ketersediaan energi dengan harga yang ditawarkan bukan hal baru. Pada umumnya kawasan industri saat ini mendapatkan harga setrum di atas harapan.

Harga listrik US$12 sen per kWh seperti yang dikeluhkan pengembang kawasan industri di Bantaeng, menurutnya, terlalu mahal. Kisaran harga ideal untuk industri antara US$8 sen sampai US$10 sen per kWh.

Secara umum tidak  bisa dibandingkan antara kelancaran pemenuhan kebutuhan listrik antar KI, baik dari segi keterjangkauan harga maupun jaminan pasokan. “Kebutuhan listrik juga tergantung jenis industri, ada yang butuh banyak seperti pengolahan dan pemurnian mineral tetapi ada juga yang tidak,” ucap Sanny. (Bisnis.com)

BACA JUGA:

UN DIHAPUS: Siswa di Bandung Sujud Syukur

Harga Rokok Segera Naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper