Bisnis.com, JAKARTA- China akan menghindari hard landing dan akan fokus pada upaya menjamin pertumbuhan jangka panjang dengan kecepatan sedang hingga tinggi, ujar Perdana Menteri China Li Keqiang pada Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum di Davos.
Sebelumnya, China tercatat mengalami pertumbuhan ekonomi 7,4% atau paling lambat sejak 1990 akibat lesunya sektor properti dan tingginya beban utang sejumlah bank dan perusahaan.
Meski ekonomi masih akan mendapat tekanan yang kuat pada tahun ini, namun China tidak akan punya risiko keuangan yang sistemik. China akan terus membenahi kualitas pertumbuhan untuk memastikan pertumbuhan berjalan sesuai yang diinginkan, ujar Li di Swiss.
“China memiliki banyak ruang untuk membangun kota, desa dan kawasan dan potensi permintaan sangat besar,” ujar Li sebagaimana dikutuip Bloomberg, Kamis (22/1/2015).
Menurutnya, kondisi China akan terus membaik dan pemerintah akan menciptakan lebih banyak peluang pada dunia jika ekonomi China terus tumbuh dalam 10 sampai 20 tahun mendatang.
Li menegaskan China akan mengeluarkan kebijakan moneter yang hati-hati dan kebijakan fiskal yang proaktif. Para pemimpin China menggunakan metode yang efektif untuk mencegah potensi risiko keuangan, sedangkan rasio tabungan hingga 50% memberikan dukungan yang kuat bagi pertumbuhan, ujarnya.