Bisnis.com, JAKARTA - Produk makanan dan minuman (mamin) olahan diproyeksikan mampu menjadi primadona produk Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Pasalnya, nilai dan volume ekspor produk mamin olahan menunjukkan tren positif dalam lima tahun terakhir.
Direktur Jendral Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak menilai prospek ekspor produk makanan dan minuman olahan sangat cerah. Tren ekspor komoditas ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
"Jika dilihat progres dari 2009-2013, ekspor produk makanan dan minuman olahan naik rata-rata 14,18%,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (20/1/2015).
Dia memaparkan jenis produk makanan Indonesia yang mendominasi pasar ekspor selama Januari-Oktober 2014 termasuk kategori produk perikanan dan kelautan. Beberapa contoh produk a.l. udang, tuna, Food Preparations Nesoi, kepiting, dan rumput laut. Sedangkan untuk produk minuman olahan Indonesia yang mendominasi pasar ekspor pada periode Januari—Oktober 2013 meliputi: ekstrak kopi, Ethyl Alcohol, air mineral kemasan, jus nanas dan es krim.
“Produk makanan olahan lain yang mendominasi pasar ekspor, misalnya beras, cokelat, dan aneka permen [confectionery nes]. Adapun, produk minuman olahan yang diminati pasar luar negeri a.l. juice anggur [grape wines], whiskies, dan aneka jus buah-buahan lain,” imbuhnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor produk makanan olahan pada periode Januari—Oktober 2014 mencapai US$4,01 miliar. Nilai ini mengalami peningkatan 19,15% dibandingkan nilai ekspor pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$3,36 miliar. Adapun, nilai ekspor produk minuman olahan pada Januari—Oktober 2014 mencapai US$442,96 juta atau naik 9,19% dibandingkan nilai ekspor pada Januari—Oktober 2014 yang berkisar US$405 juta.
Progres ekspor produk makanan dan minuman olahan tak hanya terjadi pada nilai, tetapi volume barang. Volume ekspor produk makanan olahan pada Januari—Oktober 2014 mencapai 2,5 juta ton atau naik 45,47% dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Pertumbuhan ini juga terjadi pada volume produk minuman olahan yang mencapai 282.810 ton atau naik 12,42% dari periode Januari—Oktober 2013.