Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PETERNAKAN JABAR: Pengusaha Curhat, Susu Lokal Kalah Oke dengan Impor

Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Barat mengeluhkan pasokan susu lokal ke industri pengolahan susu (IPS) yang stagnan setiap tahun akibat kalah bersaing dengan susu impor.
Sapi Perah/Bisnis.com
Sapi Perah/Bisnis.com

Bisnis.com, Bandung - Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Barat mengeluhkan pasokan susu lokal ke industri pengolahan susu (IPS) yang stagnan setiap tahun akibat kalah bersaing dengan susu impor.

Ketua Bidang Usaha dan Pelayanan GKSI Jabar Aun Gunawan mengatakan saat ini pasokan susu dari peternak ke IPS cenderung stagnan akibat tren penurunan harga di pasar internasional melemah selama lima tahun terakhir, serta turunnya populasi sapi perah sejak tiga tahun terakhir.

Kondisi tersebut memacu IPS lebih banyak menyerap pasokan susu impor karena kualitas yang lebih bagus dari dalam negeri dengan harga murah.

"Industri susu memang banyak menyerap susu lokal, tetapi jumlah impor susu mereka juga jauh lebih besar,” katanya , Rabu (14/1/2015).

Aun mengaku hal ini sulit dihindarkan karena industri-industri ini membutuhkan pasokan susu sangat banyak dan keberlanjutan pasokan yang pasti dengan kualitas yang bagus.

Di satu sisi peternak ingin harga susunya tinggi namun di sisi lain indusri mau membayar tinggi asal kualitas susunya bagus.

"Kami akui karena susu sapi peternak dikelola secara kecil, asupan pakan, dan vitaminnya kurang sehingga kualitas susunya belum optimal,” ujarnya.

Kendati demikian, agar penyerapan susu lokal bernilai tinggi pihaknya terus menggenjot produk turunan yang antara lain butter, keju, es krim, dan lainnya untuk dijual ke hotel dan kafe.

"Kami tidak mungkin bersaing dengan industri olahan susu besar yang pemasarannya masuk ke pasar modern. Pasar modern itu pembayarannya lama, bisa tiga sampai enam bulan," ujarnya.

Berdasarkan catatan, harga patokan susu ke IPS dengan kualitas tinggi di kisaran Rp5.600-Rp5-700 per liter, sementara kualitas standar Rp4.600-Rp4.700 per liter. Adapun jumlah sapi perah pada 2014 mencapai 375.000 ekor, turun  dari tahun sebelumnya yang mencapai 400.000 ekor.

Sementara itu, Corporate Communication PT. Frisian Flag Indonesia Andrew F Saputro mengakui pihaknya belum maksimal dalam menyerap susu lokal. Pasalnya, mayoritas kualitas susu yang dihasilkan seringkali tidak sesuai standar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper