Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GUBERNUR SULBAR: Kebun Sawit Tak Ancam Kakao Petani

Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh mengatakan keberadaan perkebunan sawit tidak akan mengancam keberadaan tanaman kakao petani. Pemerintah akan mengembangkan agribisnis komoditas itu.
Tak perlu khawatir. /Bisnis.com
Tak perlu khawatir. /Bisnis.com

Bisnis.com, MAMUJI - Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh mengatakan keberadaan perkebunan sawit tidak akan mengancam keberadaan tanaman kakao petani. Pemerintah akan mengembangkan agribisnis komoditas itu.

"Kakao tidak akan terancam oleh keberadaan perkebunan sawit, kakao terus akan berkembang di Provinsi Sulbar," kata Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Senin (5/1/2015).

Ia mengatakan perkebunan kakao akan tetap dikembangkan pemerintah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, meskipun di Sulbar terdapat puluhan ribu hektare perkebunan sawit milik perusahaan dan masyarakat.

"Sawit dikembangkan masyarakat dan perusahaan di wilayah tertentu saja seperti di Kabupaten Mamuju Tengah dan Mamuju Utara, sehingga tidak akan mengganggu kakao dikembangkan pemerintah dan masyarakat," katanya.

Menurut dia, tanaman kakao tersebar di seluruh wilayah Kabupaten di Sulbar yang dikembangkan masyarakat sebagai komoditi untuk meningkatkan kesejahteraannya akan didukung pemerintah untuk pengembangannya.

"Karena berkembangnya sawit yang juga telah meningkatkan taraf hidup masyarakat, tidak akan mengganggu keberadaan perkebunan kakao, dan masyarakat tidak akan beralih dari petani sawit menjadi petani kakao," katanya.

Gubernur mengatakan masyarakat akan tetap mengembangkan tanaman kakao karena masyarakat telah turun temurun mengembangkan tanaman tersebut meningkatkan kesejahteraannya.

"Pemerintah pusat mengucurkan anggaran untuk pengembangan kakao selama 3 tahun kedepan sebesar Rp1,2 triliun karena menilai kakao akan mampu mengembangkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Ia mengatakan kakao akan menjadi komoditi andalan Sulbar dalam memajukan ekonomi dan kesejahteraan penduduk Sulbar karena kakao merupakan komoditi yang dikembangkan masyarakat bukan oleh perusahaan.

"Hampir 100% kakao di Sulbar dikuasai petani, tidak dikuasai perusahaan. Jadi kakao adalah komoditi tanaman andalan rakyat yang akan meningkatkan kesejahteraan, anggaran Rp1,2 triliun begitu besar untuk Sulbar dan itu akan dimanfaatkan selama 3 tahun, anggaran itu mesti dimanfaatkan dengan baik untuk peningkatan mutu dan produksi kakao," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper