Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2015, Menko Maritim Andalkan Perikanan Budi Daya

Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan pada 2015, pemerintah akan mengembangkan perikanan budi daya untuk mencapai target total produksi ikan sebesar 40 juta 50 juta ton per tahun.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan pada 2015, pemerintah akan mengembangkan perikanan budi daya untuk mencapai target total produksi ikan sebesar 40 juta 50 juta ton per tahun.

Menurut dia, perikanan budi daya perlu dikembangkan karena tidak memiliki keterbatasan produksi. Selama sektor ini terus dikembangkan, potensi produksinya akan terus meningkat.

Berdasarkan data dari FAO, selama 10 tahun terakhir, sektor perikanan budi daya selalu tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan 8% per tahunnya. Sementara, perikanan tangkap selalu stagnan di angka 88 juta ton. Selain itu, perikanan tangkap lestari setidaknya hanya dapat menghasilkan 7 juta ton per tahunnya.

"Jawabannya itu ya ikan budidaya. 81.000 km panjang pantai kita, ini bisa terus dikembangkan lebih besar," ujarnya, Rabu (31/12/2014).

Berdasarkan data dari Direktor Jenderal Perikanan Budi daya KKP, target produksi perikanan budi daya tahun depan sebesar 17,9 juta ton. Sementara target produksi pada 2014 sebesar 13,4 juta ton.

Kenaikan target produksi ini direncanakan akan terus meningkat dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 15,1%. Dengan begitu, hingga 2019, target produksi perikanan budi daya diharapkan dapat mencapai 33,04 juta ton.

Untuk mengembangkan ini, lanjut Indroyono, perlu adanya ketersediaan site selection, benih, pakan, obat anti virus, teknologi, dan pemasaran, yang memadai. Menurutnya, faktor-faktor itu yang akan menjawab pertumbuhan produksi perikanan budi daya ke depan.

Nantinya, dia mengatakan masih akan berkoordinasi dengan KKP untuk melihat program apa saja yang akan digalakkan untuk pengembangan perikanan budi daya ini.

"Bagaimana kesiapannya. Kalau tidak jumlah kebutuhan konsumsi ikan kita tidak terjangkau," ujarnya


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ihda Fadila
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper