Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10% Sayur dan Buah Jarteng Diekspor Ke Singapura

Komoditas produk sayur dan buah di Jawa Tengah berkontribusi 10% untuk kebutuhan pasar ekspor Singapura yang mencapai 400.000 ton dengan total nilai Rp6,5 triliun.

Bisnis.com, SEMARANG — Komoditas produk sayur dan buah di Jawa Tengah berkontribusi 10% untuk kebutuhan pasar ekspor Singapura yang mencapai 400.000 ton dengan total nilai Rp6,5 triliun.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Suryo Banendero mengatakan Indonesia saat ini hanya mampu memasok 8,2% dari total kebutuhan sayur dan buah Singapura.

Menurutnya, perkiraan kebutuhan sayur dan buah di Singapura mencapai 400.000 ton per tahun dengan estimasi pendatang baru sebanyak 13 juta orang pertahun.

“Di Jateng saya optimis bisa menyumbang 10% atau 400 ton per tahun untuk dikirim ke Singapura,” papar Suryo kepada Bisnis, Senin (22/12).

Data Dinas Pertanian Provinsi Jateng pada 2013, ekspor sayuran ke Singapura mencapai 431,7 ton meningkat dibandingkan 2012 sebesar 44,87 ton. Adapun, komoditas buah seperti melon, salak dan pepaya selama 2012 hingga 2013 sebesar 1.352,65 ton.

Suryo mengatakan peluang pasar buah dan sayur di Singapura melonjak sejak adanya kesepakatan pemerintah Indonesia dan Singapura pada 2010 yang hasil akhirnya dibentuk Indonesia – Singapore Agribusiness Working Group (AWG).

Menurutnya, target peningkatan volume ekspor sayuran dan buah Indonesia ke Singapura 20% per tahun. Hal itu didasari dengan konsumsi sayur dan buah di Singapura mencapai 100 kilogram/ tahun/ orang.

“Singapura sebagai benchmark sayur dan buah untuk ekspor. Turis ke Singapura pada 2011 sebanyak 12 juta orang. Letak geografis Indonesia–Singapura dekat,” paparnya.

Selain itu, kata dia, Indonesia memiliki peluang untuk memasarkan produk pertanian primer atau segar maupun olahannya di Tiongkok. Suryo mengatakan permintaan manggis dan salak cukup tinggi di Tiongkok. 

Volume ekspor  manggis pada Januari – September 2012 meningkat 74,35 % dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya.

Adapun volume ekspor Salak pada Januari – September 2012 meningkat 18,34 % dibandingkan  dengan tahun sebelumnya.

“Untuk ekspor alpukat dan duku masih dalam tahap penyusunan,” ujarnya.

Suryo memaparkan Pemprov Jateng terus mendorong pengembangan ekspor untuk produk holtikultura dengan bermacam program antara lain; pengembangan kawasan produksi pada kelompok tani; magang budidaya hortikultura untuk ekspor; menggelar Sekolah Lapang (SL) komoditas hortikultura untuk ekspor; bimbingan teknis pola tanam produk ekspor; pembuatan demplot SL; pengaturan pola tanam untuk jamin kontinuitas pasokan.

“Semua kebutuhan yang mendukung peningkatan kualitas produk ekspor, kami fasilitasi,” ujarnya.

Sekretaris Daerah Prov Jateng Sri Puryono mengatakan produk holtikultura di wilayah ini terus dipacu untuk menghasilkan kualitas terbaik dengan tujuan merambah pasar ekspor.

Dia mengatakan kualitas sayur dan buah dari Jateng tidak kalah dengan produk serupa dari negara lain yang diimpor ke Indonesia.
“Setiap daerah punya produk unggulan yang bisa menembus pasar ekspor,” paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper