Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Triwulan II/2015, Industri Makanan Minuman Butuh 1 Juta Ton Rafinasi

Produsen makanan dan minuman (mamin) olahan berharap kebutuhan gula rafinasi mencapai 1 juta ton pada triwulan kedua tahun depan dapat terpenuhi.
Alat khusus pengangkat mengatur tumpukan karung berisi gula rafinasi di salah satu pabrik di Makassar, Sulsel, beberapa waktu lalu./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Alat khusus pengangkat mengatur tumpukan karung berisi gula rafinasi di salah satu pabrik di Makassar, Sulsel, beberapa waktu lalu./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA--Produsen makanan dan minuman (mamin) olahan berharap kebutuhan gula rafinasi mencapai 1 juta ton pada triwulan kedua tahun depan dapat terpenuhi.

Untuk periode triwulan pertama tahun depan, suplai gula rafinasi diperkirakan kurang dari kebutuhan sekitar 851.064 ton. Hal ini disebabkan pemerintah hanya memberi kuota impor gula mentah (raw sugar) 600.000 ton setara 564.000 ton gula rafinasi kepada pabrik-pabrik gula kristal rafinasi (GKR).

Asosiasi Gula Indonesia mendesak pemerintah bersikap tegas soal peredaran gula rafinasi agar tidak terjadi lagi rembesan ke segmen pasar eceran yang berdampak negatif terhadap gula lokal. (Bisnis/15/12/2014)

Ketua Umum Gabungan Asosiasi Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan untuk kuartal kedua tahun depan Gapmmi akan mengajukan kebutuhan 1 juta ton gula rafinasi. Jumlah ini mengindikasikan perlu dibuka kuota impor gula mentah di atas jumlah tersebut sekitar 1,06 juta ton.


"Kami harapkan setelah Januari ada evaluasi lagi untuk kebutuhan gula rafinasi industri mamin," ucap Adhi, di Jakarta, Kamis (18/12/2014)

Untuk mendukung bisnis selama 2015, produsen mamin olahan membutuhan gula rafinasi sebanyak 3,24 juta ton. Angka ini jauh di atas asumsi Kemenperin berdasarkan survei Sucofindo sejumlah 2,1 juta ton.
"Data Sucofindo itu belum final, belum semua industri mamin terdata. Yang kami pakai sebagai angka riil adalah 3,2 juta ton," ucap Adhi.


GKR adalah gula berbasis gula mentah yang diolah khusus untuk memenuhi kualitas dan standar teknis seperti CUMSA, keamanan pangan HACCP, GMP, Hygiene dan lain-lain. Pada tahun ini kebutuhan GKR bagi industri mamin dan farmasi dari pabrik lokal sekitar 2,8 juta- 3 juta ton.


Moenardi Soedargo, Penasihat Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki), mengatatakan ketidaklancaran suplai gula rafinasi dapat mengganggu produsen kopi 3 in 1. "Dalam 20 gram kopi 3 in 1 per sachet itu kopinya 2 gram, gula 10 gram," ujarnya.


Apabila kebuthan gula rafinasi untuk sektor mamin 3,24 juta ton terpenuhi, Gapmmi memperkirakan utilisasi produksi berjalan di level 50% - 60%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper