Bisnis.com, JAKARTA—PT Pertamina (Persero) berupaya menggenjot produksi gas dalam negeri untuk memaksimalkan penggunaan bahan bakar alternatif.
Media Manager Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan saat ini harga gas dinilai jauh lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar minyak (BBM).
Pada 2012, perusahaan energi pelat merah itu telah menjadi salah satu produsen minyak dan gas terbesar di Indonesia di antara banyak korporasi asing dengan total produksi sebesar 462 million barels of oil equivalent per day (mboepd).
Menurutnya, realisasi produksi Pertamina, terutama di sektor gas cenderung meningkat sejak 2011. Pada kuartal I 2014, produksi Pertamina mencapai 529,2 mboepd.
“Realisasinya 111% dari proyeksi perusahaan pada periode tersebut, dibandingkan dengan tahun 2011 yakni sebesar 193,5 Mboepd,” ujarnya dalam siaran pers, di Jakarta, Senin (24/11/2014).
Sementara itu, akuisisi Pertamina di sejumlah negara berkontribusi sebesar 63 Mbopd terhadap total produksi minyak Pertamina.
Selain itu, banyak capaian lain yang berhasil diraih oleh Pertamina yang secara langsung juga berkontribusi besar bagi kelangsungan usaha masyarakat Indonesia.
Dia mencontohkan penyelesaian krisis energi dengan melakukan sinergi Pertagas Niaga dengan industri besar di Sumatera Utara, mengkonstruksi pipa Muara Tawar sepanjang 30 km pada akhir Mei 2014, dan peningkatan kualitas gas ruas pipa distribusi 8 dengan repiping pipa Beji–Ragunan–Lebak Bulus di West Java Area Pertagas.
Direktur Gas Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Djoko Siswanto mengatakan kinerja Pertamina di sektor gas sudah semakin baik dan meningkat.
Selain berhasil mengatasi krisis dan peningkatan kualitas gas hingga setahun ke depan, Pertamina melalui anak usahanya Pertagas juga tengah mengerjakan proyek pipa 350 km Arun-Belawan, pipa 132 km Belawan-Area Industri Medan, pipa 271 km Semarang-Gresik, pipa 40 km Muara Tawar-Tegal Gede, pipa 56 km Porong-Grati, dan pipa 16 km Wunut-Ngoro.