Bisnis.com, BANDUNG—Kalangan petani kakao di Jawa Barat meminta pemerintah menyebar bibit kakao tersertifikasi di daerah itu guna menggenjot produktivitas yang selama ini kian menurun.
Penasihat Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI) Jabar Iyus Supriatna saat ini produktivitas perkebunan kakao di daerah itu sudah semakin menurun akibat tanaman yang sudah tua.
Akibatnya ujarnya, untuk mendongkrak produktivitas diperlukan peremajaan dengan bantuan bibit kakao tersertifikasi dari pemerintah.
“Dengan adanya bantuan bibit kakao nantinya dapat meningkatkan produktivitas tanaman kakao dan menambah penghasilan petani yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan,” katanya kepada Bisnis.com, Minggu (9/11/2014).
Dia menjelaskan sekitar 90% perkebunan kakao milik rakyat di Jabar menggunakan benih yang asal-asalan sehingga membuat produktivitas menjadi rendah.
Iyus menyebutkan saat ini produktivitas kakao di daerah itu hanya mencapai 500 kg per hektare (ha) per tahun. Padahal jika menggunakan bibit tersertifikasi produktivitas bisa mencapai 1 ton per ha per tahun.
“Kalau penggunaan benih sudah bagus, kami meyakini pasokan biji kakao yang diproduksi petani di Jabar sebesar 100 ton hingga 200 ton, tidak bingung lagi untuk dipasarkan,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, para petani berkeinginan agar pemerintah menetapkan harga kakao baik fermentasi maupun asalan. Sebab, jelasnya, saat ini petani tidak memiliki pedoman ketetapan harga yang harus menjadi patokan.
“Adanya ketetapan harga kakao akan menguntungkan semua pihak, baik pembeli maupun penjualnya. Sekarang tinggal bagaimana pemerintah memfasilitasi dan memediasi petani dan pembelinya melalui tata niaga yang baik,” ungkapnya.