Bisnis.com, SURABAYA — Musim kemarau yang diprediksi berlangsung hingga November atau lebih panjang dibanding tahun lalu menyebabkan produktivitas kakao meningkat.
Sekretaris Perusahaan PTPN XII Herry Purwanto mengungkapkan musim kemarau menyebabkan organisme pengganggu tanaman seperti jamur phytophthora dan serangga penggerek mati terpapar sinar matahari.
Kondisi itu, kata dia, mendukung produksi kakao yang diproyeksi mencapai 4.600 ton atau naik hampir 100% dibanding tahun lalu. Dari total produksi tersebut sebanyak 600 ton kakao edel dan 4.000 ton kakao bulk.
“Saat musim panas lebih panjang maka produksi membaik karena tanaman ini memang mensyaratkan cuaca panas. Makanya kami berani proyeksi produksi dua kali lipat,” jelasnya, Selasa (30/9/2014).
Dia menggambarkan produksi kakao perseroan memang cenderung fluktuatif karena pengaruh cuaca. Pada 2013 lalu produksi terganggu karena musim penghujan lebih panjang. Produksi kakao bulk pada 2013 sebanyak 2.087 ton dan edel 268 ton.
Menurutnya kenaikan produksi tidak akan mempengaruhi daya serap pasar. Terlebih selama ini kakao produksi perseroan utamanya jenis edel ditujukan untuk pasar ekspor.“Edel ini paling banyak diburu karena kualitasnya,” jelasnya sembari menuturkan harga edel US$6 sedangkan jenis bulk US$2-US$3.
Meski berprospek bagus, Herry menuturkan luasan kakao edel perseroan dipertahankan 938 hektare dan kakao bulk 4.181 hektare. Penambahan lahan baru belum dilakukan tahun ini karena investasi yang diperlukan besar.