Bisnis.com, JAKARTA -- PT Hutama Karya mengklaim pihaknya mampu menuntaskan proses penyusunan rencana bisnis atau business plan yang dijadikan sebagai rujukan pelaksanaan pembangunan mega proyek tol Trans Sumatera dalam waktu satu bulan.
Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya T. Ari Widiyantoro mengaku optimistis pihaknya dapat memenuhi tenggat waktu yang diberikan pemerintah kepada HK untuk menyerahkan business plan paling lambat dalam waktu sebulan.
"Masih kami susun, dan kami upayakan sebulan lagi bisa rampung," kata Ari kepada Bisnis, Senin (22/9/2014).
Penyusunan business plan dilakukan pasca ditekennya Peraturan Presiden (Perpres) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memberi penugasan kepada PT Hutama Karya (HK) sebagai pelaksana pembangunan pada empat ruas tol Trans Sumatera yang menjadi prioritas.
Namun, ketika dimintai konfirmasi mengenai persiapan anggaran untuk biaya pembangunan empat ruas tol Trans Sumatera, dia belum dapat menjelaskan secara detail.
Ari mengaku pihaknya masih menunggu salinan Perpres yang di dalamnya juga mencantumkan mengenai skema pendanaan.
"Kami belum terima salinannya (Perpres), tetapi untuk pendanaan akan ditetapkan dalam Perpres. Demikian juga untuk ruas-ruas mana saja yang pembangunannya akan ditugaskan kepada HK," ujarnya.
Ari menjelaskan pihaknya sudah mengalokasikan anggaran Rp100 miliar yang akan digunakan untuk persiapan awal pembangunan proyek tol Trans Sumatera, termasuk untuk menyusun business plan.
"Persiapan awal yang kami lakukan di antaranya, feasibility study, pembentukan satuan kerja (satker) proyek, dan persiapan administrasi," ucapnya.
Selain itu, HK mengaku akan segera membentuk Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk pembangunan Trans Sumatera.
Dalam mengerjakan proyek tol Trans Sumatera, HK juga siap bekerjasama dengan BUMN lainnya. Sehingga, diharapkan proyek tersebut dapat lebih menarik minat investor.
