Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PT Pelindo IV Tata Penyaluran BBG

Operator pelabuhan Kawasan Timur Indonesia, PT Pelindo IV menyiapkan tata penyaluran bahan bakar gas untuk mendukung rencana pengalihan bahan bakar kapal dari solar ke gas.
Bisnis.com,MAKASSAR - Operator pelabuhan Kawasan Timur Indonesia, PT Pelindo IV menyiapkan tata penyaluran bahan bakar gas untuk mendukung rencana pengalihan bahan bakar kapal dari solar ke gas.

Direktur Keuangan Pelindo IV Budi Revianto mengatakan pihaknya juga membuka potensi kerjasama dengan penyedia bahan bakar gas untuk pembangunan jaringan pipa maupun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di pelabuhan kelolaan perseroan.

"Penyediaan infrastruktur penunjang pengisian bahan bakar gas memang bukan bisnis inti Pelindo IV, tetapi itu bisa diwujudkan melalui sinergi dengan distributor penyedia gas," katanya kepada Bisnis, Jumat (5/9/2014).

Di sisi lain, lanjut Budi, penggunaan gas untuk bahan bakar kapal akan berdampak pada efesiensi biaya operasional pelaku industri pelayaran.

Menurutnya, opsi yang paling memungkinkan adalah pembangunan jaringan pipa bekerjasama dengan Pertamina maupun pihak swasta penyedia gas.

Dengan langkah tersebut, ketersediaan pasokan gas bisa memenuhi kebutuhan operasional kapal yang menggunakan jasa pelabuhan.

"Kami siapkan pola atau tata penyalurannya meski penyediaan SPBG bukan bisnis inti kami," katanya.

Sebelumnya, Kementerian Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menjajaki kerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan perusahaan transportasi laut untuk mewajibkan kapal-kapal besar menggunakan bahan bakar gas alam cair.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengatakan langkah itu untuk meningkatkan pemanfaatan bahan bakar gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) untuk transportasi laut.

Menurutnya, pemerintah telah melarang penggunaan BBM bersubsidi untuk pelayaran nonperintis se- hingga kapal-kapal besar wajib menggunakan BBM nonsubsidi yang diperkirakan membutuhkan biaya jauh lebih tinggi.

“Sebagai gambaran, jika meng- gunakan Solar nonsubsidi, biaya yang dibutuhkan setara dengan US$25 per MMbtu [million metric british thermal unit/MMbtu]. Padahal, jika menggunakan LNG, biaya yang diperlukan hanya US$12-US$13 per MMbtu,” katanya.

Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto menilai rencana tersebut harus dimulai dengan adanya jaminan pengisian bahan bakar gas oleh operator pelayaran yang dapat dilakukan dengan mudah.

Salah satunya adalah ketersediaan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di seluruh pelabuhan.

Your message has been sent.
 
1 of 1
1 of 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Amri Nur Rahmat

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper