Bisnis.com, JAKARTA--Pelaku sektor pertanian tidak perlu khawatir harga anjlok saat musim panen produk pertanian.
Pemerintah memiliki cara agar hasil panen dapat disimpan dengan baik dalam waktu lama di dalam gudang. Petani tidak terburu-buru menjual hasil panennya ke tengkulak. Jika petani membutuhkan uang, hasil panennya dapat diagunkan ke bank.
Sosialisasi pentingnya penggunaan Sistem Resi Gudang (SRG) ini dilakukan oleh Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, Sri Nastiti Budianti, di Langkat, Sumatera Utara, Selasa (2/9/2014).
Pelaksanaan SRG dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 9/2011. Dalam hal ini Bappebti memiliki kewajiban untuk menyosialisasikan SRG ke seluruh daerah dan juga kepada kalangan petani di Indonesia.
Sosialisasi SRG ini merupakan tugas dan tanggung jawab yang cukup berat, pelaksanaanya tidak mungkin dapat dilakukan tanpa adanya peran aktif dari Pemerintah Daerah.
"Kami punya harapan besar kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara agar terus berperan aktif dan secara langsung memberikan informasi sekaligus melakukan sosialisasi Sistem Resi Gudang ini," tegas Sri Nastiti.
Pembangunan SRG di Langkat, ditempatkan di Dusun VIII, Bandar Meriah, Desa Namu Ukur Utara, Kecamatan Sei Bingai. SRG ini harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kepentingan masyarakat, khususnya petani/kelompok tani, Gabungan Kelompok Petani (GAPOKTAN) dan koperasi, pelaku usaha termasuk pedagang, prosesor, serta pabrikan.
SRG merupakan salah satu instrumen yang dapat dimanfaatkan sebagai suatu instrumen tunda jual dan pembiayaan perdagangan karena SRG dapat menyediakan akses kredit bagi dunia usaha dengan jaminan barang atau komoditas yang disimpan di gudang.
Pada periode tahun 2009 sampai 2013, Kemendag bekerja sama dengan Pemerintah Daerah telah membangun sebanyak 98 gudang SRG di 78 kabupaten dan di 21 provinsi.
Pada tahun ini, Kemendag dan pemerintah daerah juga melakukan tambahan pembangunan 19 gudang di 19 kabupaten. Gudang yang baru dibangun ini telah dilengkapi dengan mesin pengering (dryer).
Nilai total pembiayaan yang telah diberikan sampai 25 Agustus 2014 sebesar Rp 205,32 miliar dengan jumlah resi gudang yang diagunkan sebanyak 1.339 resi atau rata-rata 70% dari nilai resi gudang yang diagunkan.
Secara akumulatif sampai 29 Agustus 2014, jumlah resi gudang yang telah diterbitkan sebanyak 1.584 resi dengan total senilai Rp334,68 miliar atau total volume komoditas sebanyak 67.082,69 ton terdiri atas 56.998,47 ton gabah; 5.022,47 ton beras; 4.621,36 ton jagung; 20,39 ton kopi; dan 420 ton rumput laut.