JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar acara menangkap 15.000 ikan lele nasional untuk memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan acara yang diikuti oleh 1.689 peserta tersebut bertujuan untuk lebih mensosialisasikan ikan lele dalam meningkatkan gizi masyarakat maupun pendapatan pembudidaya.
"Animonya sangat luar biasa, ada pelajar, santri, pengunjung, peserta pameran berbaris sepanjang 500 meter memperebutkan satu setengah ton ikan lele," katanya, di Parkir Timur Senayan, (29/8/2014).
Dia menjelaskan bahwa ikan lele merupakan jenis komoditas yang paling mudah di budidayakan.
"Di lahan sempit seperti pekarangan atau terpal ukuran 10 meter kubik saja sudah bisa dibudidayakan, bahkan dengan teknologi bio booster bahkan bisa menghasilkan 1.000 ton untuk satu hektar," tuturnya.
Menurutnya, konsumsi ikan meningkat signifikan pasca lebaran. Maka, Slamet mengatakan ini merupakan kesempatan bagi para pembudidaya untuk meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar akan ikan air tawar seperti, patin, nila, bandeng, tidak terkecuali lele.
"Harga lele di produsen Rp 15.000 per ekor dan Rp 20.000 per ekor di pasar, di NTT bahkan US$ 7 (Rp 81.770), ini pasar yang menarik, sementara produksi lele kita baru 400.000 ekor atau 50 persen dari target," jelasnya.
Saat ini KKP memiliki beberapa sentra produksi ikan lele yang terletak di Bogor (Jabar), Boyolali (Jateng), Klaten (Jateng), Tulungagung (Jatim) dan NTT. Slamet mengatakan pasar ekspor ikan lele berada Eropa dan Timur Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
