Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NERACA PEMBAYARAN: Surplus US$4,3 Miliar, Ditopang Portofolio Asing

Neraca pembayaran Indonesia kuartal II/2014 surplus US$4,3 miliar, atau kinerja positif untuk kedua kalinya setelah kuartal IV/2013, akibat derasnya aliran masuk portofolio asing selama paruh pertama tahun ini.
Alat pembayaran dalam bentuk dolar AS/Bisnis
Alat pembayaran dalam bentuk dolar AS/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Neraca pembayaran Indonesia kuartal II/2014 surplus US$4,3 miliar, atau kinerja positif untuk kedua kalinya setelah kuartal IV/2013, akibat derasnya aliran masuk portofolio asing selama paruh pertama tahun ini.

Performa itupun membalik kondisi periode sama tahun lalu yang defisit US$1,5 miliar karena surplus transaksi modal dan finansial tidak mampu menutup defisit transaksi berjalan saat itu.

Data Bank Indonesia menyebutkan transaksi berjalan periode April-Juni 2014 masih defisit US$9,1 miliar, tetapi transaksi modal dan finansial mencetak surplus US$14,5 miliar.

Meskipun investasi langsung menyumbang surplus, kontribusi investasi portofolio terhadap transaksi modal dan finansial paling besar, yakni mencapai US$4,3 miliar.

Investasi portofolio selama ini rentan pembalikan arus modal keluar (sudden reversal) jika muncul sentimen negatif di pasar keuangan.

 “Jika arus modal yang masuk didominasi oleh portofolio jangka pendek, perekonomian akan rentan terhadap gejolak, dan akhirnya dapat memengaruhi rupiah,” kata ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina, Minggu (17/8/2014).

Untuk itu, lanjutnya, menjaga persepsi positif di pasar menjadi keharusan pemerintahan saat ini. Arah kebijakan yang jelas dari pemerintahan baru juga dapat mengangkat sentimen positif di pasar.

Menanggapi ini, Menteri Keuangan M. Chatib Basri mengatakan infrastruktur harus dibangun agar investasi portofolio beralih menjadi investasi langsung (foreign direct investment). Namun, dia melimpahkan urusan itu pada pemerintahan baru.

“Paling tidak yang bisa dilakukan sekarang karena appetite-nya (minat) sudah bagus dan kepercayaan sudah tinggi dan pada pemerintahan baru confidence-nya makin kuat, akan pindah dari jangka pendek ke jangka panjang,”  paparnya. 

Pemerintahan saat ini, lanjutnya, paling tidak berupaya menciptakan instrumen investasi portofolio yang lebih beragam (diversifikasi) dan memperbesar porsi investor domestik.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper