Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AGRI Minta Penerbitan Izin Impor Gula Mentah Berkesinambungan

Sekjen Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Riyanto B. Yosokusumo menjelaskan industri rafinasi sebenarnya tidak keberatan apabila alokasi impor raw sugar semester kedua tidak dilepaskan secara bersamaan oleh pemerintah. Hanya saja, mereka meminta agar izin yang diberikan berkesinambungan.
Guka pasir/Ilustrasi
Guka pasir/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Sekjen Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Riyanto B. Yosokusumo menjelaskan industri rafinasi sebenarnya tidak keberatan apabila alokasi impor raw sugar semester kedua tidak dilepaskan secara bersamaan oleh pemerintah. Hanya saja, mereka meminta agar izin yang diberikan berkesinambungan.

“Pemerintah pada dasarnya akan tahu kalau nanti kita kurang stok GKR, karena mereka akan dapat  masukan dari industri mamin. Cuma yang paling penting [izin impornya] harus berkesinambungan, karena begitu kuota disepakati untuk satu perusahaan rafinasi, bukan berarti besoknya gulanya datang,” katanya kepada Bisnis, Senin (11/8/2014).

Kementerian Perdagangan hanya melepas izin impor gula mentah (GM) sejumlah 502.300 ribu ton dari total sisa kuota 2014 sebanyak sekitar 635.000 ton. Masih ada sekitar 135.000 ton lagi sisa alokasi yang belum diterbitkan izin impornya pada paruh kedua tahun ini.

Riyanto menjelaskan begitu kuota impor dibagikan kepada 11 perusahaan rafinasi, surat perizinan impor (SPI) dari Kemendag akan dikopi untuk diserahkan kepada penjual GM di luar negeri. Eksportir tidak mau mengirim apabila tidak mendapat kepastian kuota.

Adapun, jelas Riyanto, proses yang dibutuhkan sejak izin impor diberikan Kemendag dan kuota disepakati industri, hingga GM impor tiba di Tanah Air memakan waktu setidaknya sebulan.

“Misalnya kita perlu shipment 200.000 ton. Pabrik gula di Thailand, Australia, Afrika Selatan, atau Brasil akan lihat dulu barangnya ada atau tidak, karena biasanya mereka sudah jual semua atau jual forward. Mereka bisa tahu berapa kekurangan yang dibutuhkan RI.”

Proses pengecekan stok oleh eksportir GM di luar negeri tersebut, kata Riyanto, membutuhkan waktu khusus sebelum akhirnya kontrak diteken. Proses selanjutnya adalah mencari kapal charter berkapasitas besar setidaknya 25.000-60.000 ton.

“Karena tidak bisa mengimpor GM pakai kapal reguler. Nah, menyewa kapal itu juga tidak mudah. Melalui broker, si pemilik kapal akan mencari dulu kapal mana yang available dan bermuatan paling besar. Itu juga perlu waktu,” tegasnya.

 Setelah penyewaan kapal selesai, baru GM pesanan dikirim ke Indonesia. Rentang waktu pengiriman bervariasi, tergantung negara asal raw sugar yang diimpor. GM asal Brasil memakan waktu sekitar 2 pekan, sedangkan Thailand sekitar sepekan.

“Jadi itulah kenapa butuh waktu lama mengimpor gula mentah. Nah, sekarang kalau kuotanya enggak diberikan semuanya, lalu tiba-tiba stok di dalam negeri habis. Kemendag bisa langsung kasih izinnya, tapi kan akan ada kekosongan nanti karena menunggu impor,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper