Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERTAMINA: Cadangan BBM Indonesia Mengkhawatirkan

Pertamina (Persero) mengungkapkan kondisi infrastruktur bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia mengkhawatirkan.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengungkapkan kondisi infrastruktur bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia mengkhawatirkan.

Pasalnya, kemampuan fasilitas depot BBM (storage) yang dimiliki Pertamina hanya mampu menampung lima juta kilo liter.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya Yuktyanta mengatakan dari kapasitas penampungan sebesar lima juta kilo liter itu, penyimpanan BBM secara efektif hanya mencapai empat juta kilo liter.

Sementara total penjualan BBM Pertamina berkisar di angka 185.000 liter per hari. Artinya, cadangan minyak strategis (strategic petroleum reserve/SPR) nasional hanya bisa untuk mencukupi kebutuhan antara 18 sampai 20 hari.

Menurutnya, SPR Indonesia sangat kritis dibandingkan dengan negara lain. Dia mengingatkan cadangan BBM Indonesia merupakan stok operasional Pertamina. Sementara negara lain, memiliki cadangan minyak nasional di luar yang dimiliki perusahaan dan swasta.

“Di Kawasan Asia, Kita satu-satunya yang tidak punya SPR. Cadangan minyak Laos dan Myanmar mencapai 90 hari, sedangkan Jepang mencapai empat bulan,” katanya di Yogyakarta, Selasa (17/6).

Lebih jauh, konsumsi BBM tumbuh sebesar 8% tiap tahun yang berarti kebutuhan akan meningkat dua kali lipat dalam delapan tahun ke depan.

“Dari sisi infrastruktur BBM, kita berada pada lampu kuning,” jelasnya.

Hanung menjelaskan stok BBM akan turun jika Pertamina tidak membangun infrastruktur penunjang. Bukan tidak mungkin stok BBM hanya akan tersisa 10 hari. Dampaknya, akan terjadi kekacauan karena BBM merupakan kebutuhan esensial.

“Termasuk dampak ikutannya seperti PLN tidak mendapatkan suplai BBM sehingga listrik padam,” ujarnya.

Guna mengatasi risiko menurunnya stok BBM, menurutnya, Pertamina akan melakukan beberapa langkah untuk memperkuat infrastruktur BBM. Perseroan akan menambah depot BBM baru dengan kapasitas tambahan sekitar 2 juta KL dengan investasi sekitar US$130 juta.

Selain itu, Pertamina juga akan menambah fasilitas distribusi seperti pipa dan tangker. Upaya lain, Pertamina akan melakukan modernisasi dan otomatisasi terminal BBM.

Sebelumnya, Senior Vice President Fuel Marketing dan Distribusi Suhartoko mengemukakan akan menambah fasilitas pendistribusian BBM untuk mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan BBM yang terus naik.

Pertamina menargetkan penambahan kapasitas penampung bahan bakar minyak sebesar 1,25 juta kiloliter menjadi 5,97 juta kiloliter hingga 2018 yang tersebar di Indonesia bagian timur, tengah, maupun barat.

Sementara untuk fasilitas retail, perusahaan pelat merah itu akan menambah sebanyak 226 outlet mulai dari SPBU, agen premium dan minyak solar (APMS), dan solar packed dealer nelayan (SPDN).

Saat ini Pertamina didukung dengan infrastruktur distribusi BBM yang meliputi 200 kapal tanker berbagai ukuran, 6.600 outlet SPBU dan APMS, jalur pipa transmisi serta 112 terminal BBM dengan total kapasitas terpasang 4,72 juta KL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fauzul Muna
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper