Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Insentif Fiskal: Para Insinyur Minta Pemerintah Dukung Percepatan Pengerjaan Proyek

Persatuan Insinyur Indonesia (PII) meminta pemerintah untuk memperbanyak insentif fiskal kepada pelaku usaha untuk mendukung percepatan pengerjaan proyek infrastruktur di Tanah Air.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, MAKASSAR -- Persatuan Insinyur Indonesia (PII) meminta pemerintah untuk memperbanyak insentif fiskal kepada pelaku usaha untuk mendukung percepatan pengerjaan proyek infrastruktur di Tanah Air.

Ketua Umum PII Bobby Gafur Umar mengemukakan langkah tersebut diperkirakan akan memacu pembangunan infrastruktur secara merata terkhusus di wilayah Indonesia Timur.

"Pemerintah harus lebih berani memberikan insentif-insentif fiskal, agar realisasi proyek infrastruktur bisa lebih cepat," tuturnya di sela-sela pelantikan pengurus PII Wilayah Sulawesi Selatan di Makassar, Senin (9/6/2014).

Di sisi lain, insentif fiskal itu diyakini bakal lebih memacu pihak swasta untuk menggarap proyek infrastruktur dasar.

Menurut Bobby, kurang agresifnya swasta dalam menggarap proyek terkhusus dalam paket masterplan percepatan dan perluasan ekonomi Indonesia (MP3EI) juga dipicu oleh internal rate of return (IRR) yang cenderung rendah.

"Semakin banyak insentif fiskal tentunya akan mengundang investor, karena sekarang merupakan momentum yang paling tepat untuk menggenjot pembangunan infrastruktur kita," katanya.

Sementara itu, percepatan pembangunan infrastruktur juga membutuhkan dukungan dari tenaga insinyur maupun sarjana teknik agar tercipta daya saing nasional.

Pengembangan infrastruktur, lanjut Bobby, harus diimbangi dengan inovasi maupun kemampuan operasional untuk meningkatkan nilai tambah dalam sektor pembangunan.

"Tetapi sejauh ini, kita sebenanrnya masih kekurangan insinyur maupun sarjana teknik. Bahkan di regional Asean, Indonesia menjadi negara ketiga terendah jumlah insinyur dan sarjana teknik," paparnya.

Berdasarkan data PII, jumlah insinyur maupun sarjana teknik di Indonesia sejauh ini sekitar 750.000 orang, di mana angka tersebut masih sangat jauh dari rasio ideal ketersediaan yakni 165 insinyur per 1 juta penduduk.

Menurutnya, dengan kondisi tersebut Indonesia masih membutuhkan sekitar 1,5 juta insinyur untuk dapat ikut mendorong pertumbuhan infrastruktur secara maksimal.

Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan insinyur dan tenaga perekayasa mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam penerapan inovasi teknologi pembangunan di seluruh sektor.

Menurutnya, dengan penerapan perdagangan bebas Asean pada 2015 mendatang, insinyur Indonesia diharapkan mampu berkontribusi aktif dalam memaksimalkan sumber daya seluruh daerah terkhusus Indonesia Timur.

"Kami bahkan telah menjalin kerjasama dengan PII terkait pengembangan inovasi teknologi dalam pembangunan Sulsel kedepannya," ucap Bobby.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper