Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENAS XIV PETANI NELAYAN:Uang Berputar di Masyarakat Rp300Miliar-Rp350 Miliar

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo menegaskan pelaksanaan Pekan Nasional (Penas) ke XIV Petani Nelayan yang dipusatkan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, 7-12 Juni mendatang, mampu menggairahkan perekonomian di masyarakat.

Bisnis.com, MALANG - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo menegaskan pelaksanaan Pekan Nasional (Penas) ke XIV Petani Nelayan yang dipusatkan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, 7-12 Juni mendatang, mampu menggairahkan perekonomian di masyarakat.

Menurut Soekarwo, anggaran untuk Penas sendiri hanya sebesar Rp28,5 miliar. Namun uang yang berputar di masyarakat sebagai dampak pelaksanaan kegiatan tersebut diperkirakan mencapai Rp300 miliar hingga Rp350 miliar.

“Hotel, restoran, dan warung di pinggir jalan yang ada di Malang penuh. Karena itu jika diizinkan, saya meminta agar pelaksanaan Penas ke XV mendatang bisa digelar di Jawa Timur lagi,” kata Soekarwo di Stadion Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang, Sabtu sore (7/6/2014).

Tidak hanya hotel, restoran, dan warung saja yang dipenuhi oleh para peserta Penas, bahkan rumah milik warga yang berada di sekitar area Penas juga menjadi tempat tinggal para peserta. Tak kurang 4.900 rumah warga yang disediakan untuk menampung peserta Penas.

Setiap peserta yang menginap di rumah warga tersebut membayar Rp50.000 per orang plus untuk makan pagi dan malam. Sedangkan pada siang harinya mereka makan di restoran atau warung.

“Efek yang ditimbulkan dari kegiatan ini (Penas) begitu besar. Masyarakat begitu banyak mendapat limpahan,” jelas dia.

Pada kesempatan itu gubernur juga menyinggung, jika Jawa Timur juga memberikan kontribusi yang besar di bidang pertanian kepada perekonomian nasional.

Padi misalnya Jawa Timur mampu menyumbang 17% dari kebutuhan nasional, jagung 31%, gula 22,06%, sapi potong 23,07%, dan kedelai sebesar 42,23%.

“Penas juga menjadi ajang di bidang teknologi pertanian, gelar teknologi dibidang riset, adaptasi teknologi, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas di bidang pertanian, perkebunan, dan tanaman hutan rakyat,” ujarnya.

Gubernur juga memberikan apreasiasi kepada langkah Imron asal Mlilir Kabupaten Ponorogo yang mampu menciptakan alat yang mampu meningkatkan produksi padi.

Jika untuk merontokkan padi menggunakan cara konvensional dengan memukul-mukulkan batang padi ke alat tradisional, maka potensi kehilangan mencapai 12%.

“Namun berkat temuan Imron tersebut maka potensi kehilangan hanya sebesar 2%. Dengan begitu ada tambahan potensi padi sebesar 10%,” tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Sofi’I

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper