Bisnis.com, DENPASAR--Perusahaan coklat asal Prancis melirik komoditas kakao asal Jembrana, Bali karena dipercaya memiliki kandungan lemak cukup banyak, dan sudah mengantongi sertifikat internasional COC UTZ.
Namun, petani kakao kabupaten tersebut belum dapat memastikan kerja sama itu karena terkendala masalah permodalan.
Menurut pendamping petani kakao di Jembrana, Agung Widiastuti, perusahaan tersebut bahkan sudah mendatangi lokasi untuk melihat langsung proses produksi.
Widi mengungkapan permintaan dari perusahaan besar mulai berdatangan ke Jembrana. Untuk saat ini, perusahaan yang sudah dilayani adalah PT Papandayan Cocoa Industry Barry Callebaut, sebanyak 8 ton.
"Sekarang ini kami memilih untuk menyeleksi petani yang sesuai dengan program sertifikasi," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (4/6/2014).
Kabupaten Jembrana merupakan penghasil kakao terbesar di Bali dengan luas lahan mencapai 6.262 Ha, dan produksi sebanyak 2.755,28 ton.
Kepala Dinas Perkebunan Bali I Dewa Made Bhuana Duwuran mengakui jumlah kakao yang mengantongi sertifikasi masih sangat kecil. Pasalnya, komoditas itu bukan andalan Bali.