Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peredaran Obat, Kosmetik Palsu Melonjak 1000%

Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) mencatat pertumbuhan peredaran obat ilegal sudah sangat mengkhawatirkan. Peningkatannya diperkirakan melampaui 1000%. Pasalnya jika 2011 masih sekira 50-an item, di 2013 telah melampaui 800 item.
Obat Palsu/Antara
Obat Palsu/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) mencatat pertumbuhan peredaran obat ilegal sudah sangat mengkhawatirkan. Peningkatannya diperkirakan melampaui 1000%. Pasalnya jika 2011 masih sekira 50-an item, di 2013 telah melampaui 800 item.

"Hasil pengawasan BPOM dalam tiga tahun terakhir mencatat ada peningkatan signifikan dari peredaran obat, kosmetik, panganan ilegal. Kalau 2011 baru 57 item, 2012 ada 60 item, namun 2013 ada 830 item. Jadi memang sangat mengkhawatirkan," ungkap Reri Indriyani, Kepala Pusat Informasi obat, dan Makanan, BPOM disela-sela acara pengumuman pemenang kompetisi pembuatan iklan layanan masyarakat tentang bahaya obat dan kosmetika palsu di Jakarta, Selasa (20/5) .

Dia menyebutkan, produk ilegal termasuk di dalamnya antara lain seperti obat palsu, obat kadarluasa, dan obat yang tidak mengantongi ijin beredar. Khusus obat palsu itu ada 13 item, dan sudah berkali-kali dipalsukan.  Contohnya, ponstan, viagra, dll. Sementara kosmetik yang dipalsukan itu mereknya. Ada Citra, Ponds, Olay. "Jadi Itu karena tuntutan gaya hidup, tetapi dengan cara beli produk palsu, karena murah," ujar Reri.

Untuk hasil temuan 2014, Reri menyebutkan akan dirilis segera, saat ini sedang proses difinalisasi data yang ditemukan di lapangan. "Hari ini terakhir kita olah datanya," ujarnya. Namun demikian, selain pengawasan, BPOM juga melakukan edukasi, terutama budaya waspada. Apalagi ada obat palsu yang tembus pemasaran via Apotik. "Ini kita intensifikasi. Perkuat kerjasama dengan ikatan pengelola apotik."

Reri jug menghimbau masyarakat utk tidak 'demam' belanja obat dan kosmetik secara online. "Kita tidak menganjurkan, itu virtual dan tidak bisa dipertanggungjawabkab. Ada yang kita selidiki dan ketemu fisiknya, tetapi kadang menghilang," ungkap dia.

Sementara itu, Widyaretna Buenastuti, Ketua Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) mengungkapkan, pihaknya bekerjasama dengan FEUI melakukan segemntasi terhadap para pengguna produk palsu.

Hasilnya, software bajakan sangat digemari oleh para pelajar, kosmetik ilegal terkenal di area pembantu rumah tangga, produk farmasi rata-rata oleh para pembeli tanpa resep dokter, pakaian dan barang kulit palsu oleh ibu-ibu rumah tangga, dan terakhir makanan & minuman di segmen anak-anak. "Rata-rata penggunaan prodak palsu dan ilegal ini meningat dari tahun ke tahun," ungkap Widyaretna.

Dia menegaskan, ketidaktahuan konsumen dan kenyataan bahwa terkadang penjual juga mengelabui keberadaan produk yang ‘serupa tapi tak sama’ perlu menjadi acuan untuk melindungi mereka sebagai pengguna akhir. "Konsumen dalam kondisi ini tentunya menjadi korban yang tentunya telah dirampas hak-haknya."

Maka dari itu, MIAP mengajak generasi muda secara langsung dan aktif melakukan kempaye untuk tingkatkan kewaspadaaan terhadap bahaya obat dan kosmetik palsu. Salah satunya melalui Kompetisi Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Bahaya Obat dan Kosmetik Palsu.

Hari ini (20/5), Pemenang Kompetisi Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat tentang Bahaya Obat dan Kosmetik Palsu yang diselenggarakan oleh MIAP, diumumkan di Auditorium @America Gedung One Pacific Place Jakarta.

Sebanyak 21 video iklan layanan masyarakat tentang bahaya obat dan kosmetik palsu, masuk ke meja panitia kompetisi dan tersaring menjadi 8 finalis kompetisi.

Berikut delapan finalis Iklan Layanan Masyarakat : 1)Labirin: Bahaya Obat Palsu, karya Akhmad Belva Nugraha & Pandu Agung Prabowo – Yogyakarta; 2) Demi Yang Teristimewa, Pilih Yang Asli atau Pilih Menyesal, karya Alip Aditya – Yogyakarta; 3) Kaca, karya Angka Praditya – Jakarta; 4) Jangan Beli Kosmetik Pinggir Jalan, karya Daniel Pawer – Jakarta; 5) My Radio, karya Lokatang Sao Reza – Tangerang; 6) Waspada Obat Palsu, karya Nova Aditya – Yogyakarta; 7) Pastikan Beli di Tempat Yang Tepat, karya Wendy Agus Proma – Bangka; 8) Waspada Obat dan Kosmetik Palsu, karya Windy Andini – Bengkulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Sarwani
Editor : M. Sarwani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper