Bisnis.com, JAKARTA—Meski Mayday pada 1 Mei sudah ditetapkan menjadi hari libur, kalangan buruh menyiapkan sejumlah aksi dengan kekuatan ratusan ribu buruh yang menunut a.l. menolak upah murah, menolak alih daya, serta menuntut optimalisasi program jaminan sosial.
Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Muhammad Rusdi mengatakan saat ini KSPI masih mengoordinasikan 120.000 buruh yang akan beraksi saat Mayday pada 1 Mei 2014. “Ini hanya untuk di kawasan industri di kawasan Jabodetabek,” katanya kepada Bisnis, Sabtu (27/4/2014).
Aksi buruh Jabodetabek akan diadakan dengan long march yang dipusatkan di Bundaran HI, Istana Presiden, dan Gelora Bung Karno, Jakarta. “Adapun yang di daerah aksi akan diarahkan ke kantor gubernur masing-masing dan obyek vital lainnya,” katanya.
Selain menolak upah murah, paparnya, aksi Mayday 2014 akan menuntut kepada pemerintah untuk lebih fokus menyelesaikan masalah tentang buruh alih daya (outsourcing dan mengoptimalkan program jaminan sosial.
Selain itu, buruh juga meminta kepada pemerintah untuk menjelaskan persoalan rendana penaikan tarif dasar listrik (TDL) yang berisiko menaikkan ongkos produksi. Dampak turunan dari kenaikan ongkos produksi adalah kenaikan harga barang. Alhasil, daya beli buruh akan ikut tergerus.
“Kenaikan TDL akan memicu pelemahan daya beli buruh. Selain itu, dikhawatirkan pengusaha akan mengambil sikap dengan memangkas biaya buruh.”