Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garam Rakyat di Jabar Belum Diserap Industri

Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Jawa Barat mengaku garam rakyat di kawasan ini belum bisa diserap industri karena kadar Sodium Chlorida atau Natrium Chlorida (NaCl) pada garam belum memenuhi standar yang diterapkan.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG-- Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Jawa Barat mengaku garam rakyat di kawasan ini belum bisa diserap industri karena kadar Sodium Chlorida atau Natrium Chlorida (NaCl) pada garam belum memenuhi standar yang diterapkan.

Kepala Diskanlut Jabar Jafar Ismail mengatakan perlu perbaikan kualitas garam rakyat agar bisa dipasok terhadap industri.

Perbaikan kualitas itu antara lain yang digulirkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupa bantuan Pugar.

Dia mengatakan pada tahun ini Jabar menerima bantuan itu sebesar Rp8,8 miliar yang disebar kepada tiga wilayah antara lain sebesar Rp685 juta, Indramayu Rp4 Miliar, dan Cirebon Rp4 miliar.

“Adanya bantuan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas garam rakyat sehingga bisa diserap untuk industri yang selama ini masih diimpor,” katanya (21/4/2014).

Adapun untuk produksi garam rakyat, jelasnya, ada penurunan pada 2013 dibandingkan 2012. Pihaknya mencatat pada 2013 produksi garam rakyat di Jabar hanya mencapai  71.014 ton atau anjlok dari tahun 2012 sebesar 206.587 ton.

Jafar mengatakan penurunan produksi garam rakyat terjadi akibat anomali cuaca sepanjang 2013 yang tidak mampu dihindari oleh para petambak. “Meski demikian, program bantuan Pugar diharapkan mampu mendongkrak kembali produksi serta meningkatkan kualitas,” ujarnya.

Ketika dihubungi terpisah, Ketua Asosiasi Petani Garam Seluruh Indonesia (Apgasi) Jawa Barat M. Taufik menyatakan untuk mendongkrak kualitas produksi garam rakyat agar bisa terserap sektor industri perlu ada langkah intensifikasi di sektor produksi.

“Beberapa tahun berjalan, program Pugar belum mampu mendongkrak kualitas produksi garam karena di Jabar belum ada petambak yang mampu memproduksi garam untuk industri,” ujarnya.

Taufik mengungkapkan selain terkendala masalah cuaca, produksi garam khususnya di Jabar yang sentranya di Kabupaten Cirebon dan Indramayu para petambaknya masih kesulitan mendapatkan bahan baku yang bagus untuk produksi garam karena air laut yang digunakan kualitasnya jelek.

“Kalau bahan baku yang digunakan kualitasnya jelek hasil garamnya juga tentu kurang bagus apalagi untuk garam industri,” tuturnya.

Taufik menambahkan program Pugar yang dikeluarkan pemerintah harusnya lebih fokus pada upaya meningkatkan kualitas bukan hanya sekedar mendorong kuantitas produksi garam.

“NaCl garam di Jabar masih kurang dari standar yang diminta sektor industri yaitu di kisaran 96%-97%, “ tambahnya. (Ade Ginanjar).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maman Abdurahman
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper