Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

BISNIS PROPERTI: Di Singapura, Penjualan Hunian Kuartal I/2014 Turun

Penjualan hunian di Singapura pada Maret 2014 kembali mengalami penurunan. Dengan begitu, tingkat penjualan rumah pada kuartal pertama tahun ini menjadi yang terendah dalam lima tahun terakhir.
Oktaviano DB Hana
Oktaviano DB Hana - Bisnis.com 15 April 2014  |  17:05 WIB
BISNIS PROPERTI:  Di Singapura, Penjualan Hunian Kuartal I/2014 Turun
Penjualan hunian di Singapura turun - JIBI

Bisnis.com, SINGAPURA - Penjualan hunian di Singapura pada Maret 2014 kembali mengalami penurunan. Dengan begitu, tingkat penjualan rumah pada kuartal pertama tahun ini menjadi yang terendah dalam lima tahun terakhir.

Pada bulan lalu, menurut data dari Urban Redevelopment Authority (URA),  penjualan rumah di negeri jiran tersebut hanya mencapai 480 unit atau turun 83% bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan 2.793 unit.

“Penjualan [rumah pada Maret] turun 35% dari Februari,” ungkap laporan tersebut, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (15/4/2014)

Pada awal bulan ini, data yang dirilis URA menunjukkan triwulan pertama 2014 menjadi kuartal kedua yang mengalami perlambatan sebagai efek dari pengetatan kredit diberlakukan di negara dengan pasar perumahan kedua termahal di Asia itu.

Adapun, pemerintah Singapura telah memperkenalkan langkah-langkah pengetata pada Juni 2013 sebagai kelanjutan dari kampanye yang dimulai pada tahun 2009 untuk menghambat aksi spekulasi properti di negara kota itu.

Direktur Eksekutif SLP International Singapura, Nicholas Mak mengatakan melalui pembatasan tersebut pembeli menjadi lebih sensitif terhadap harga dan selektif dalam melakukan pembalian.

“Penurunan penjualan akan menjadi norma baru,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

penjualan properti properti singapura

Sumber : Bloomberg

Editor : Martin Sihombing

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top