Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Berbagi Pengalaman One Village One Product

Indonesia berbagi pengalaman dengan negara-negara anggota Asia Tenggara untuk mengoptimalkan program dengan pendekatan one village one product untuk meningkatkan peranan ekonomi perdesaan.
Batik menjadi salah satu sektor andalan UMKM di Madura./Bisnis
Batik menjadi salah satu sektor andalan UMKM di Madura./Bisnis
Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia berbagi pengalaman dengan negara-negara anggota Asia Tenggara untuk mengoptimalkan program dengan pendekatan one village one product untuk meningkatkan peranan ekonomi perdesaan.
 
Meliadi Sembiring, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya KUMK Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan one village one product (OVOP) telah terbukti  berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat perdesaan yang tergabung dalam program itu.
 
”Gerakan OVOP dalam bahasa asli Jepang, Isson Ippin Undo, diperkenalkan Morihiko Hiramatsu di Oita, Jepang. Dan saat ini terus berkembang di beberapa negara  lainnya di Asia, termasuk Indonesia,” katanya kepada Bisnis, Senin (17/3/2014).
 
Di Asia Tenggara, ada beberapa Negara lain yang telah mengoptimalkan OVOP, namun Kementerian Koperasi dan UKM memandang masih perlu berbagi pengalaman sehingga pada pekan lalu menyelenggarakan workshop di Yogyakarta.
 
Gerakan OVOP yang akhirnya membawa penemunya Morihiko Hiramatsu menjadi Gubernur Oita, makin berkembang setelah Thailand, China, Malaysia, Filipina, Mongolia, Malawi, dan Taiwan serta beberapa negara lain.
 
Menurut Meliadi, OVOP perlu dikembangkan,karena di Indonesia terbukti mampu meningkatkan komoditas di pedesaan di bawah koordinasi koperasi. Kakrena itu program ini diyakni mendukung ekonomi masyarakat perdesaan Asean.
 
Ada 3 prinsipgerakan OVOP, yakni lokal tapi global, kemandirian dan kreativitas, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Target perkembangan OVOP untuk meningkatkan, mengembangkan, dan mempromosikan satu produk yang dapat membuat masyarakat bangga.
 
Kemudian sebagai kekuatan pendorong masyarakat lokal, agar memiliki kemandirian, kreatif dan berinisiatif mengidentifikasi melalui pemanfaatan sumber daya lokal. Melalui pengembangan SDM, daerah harus menyadari mendukung kreativitas yang inovatif.
 
”Itu sebabnya workshop menjadi sangat penting untuk memberikan pengetahuan dan perangkatnya bagi negara-negara di seluruh dunia. Secara khusus pada kesempatan ini adalahnegara Asia Tenggara.”
 
Melalui OVOP ada lima poin penting bagi setiap negara, masing-masing berkontribusi membangunperdesaan dalam hal pengentasan kemiskinan, mempromosikan produk spesifik daerah, berkontribusi mengekspor dan diversifikasi, membantu mengurangi kesenjangan gender, dan bisa mengatasi masalah kaum muda di perdesaan.
 
 Daerah yang berkembang Asean harus menciptakan daya saing besar produk mereka melalui peningkatan nilai tambah dari produk unggulan lokal dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat,” papar Meliadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper