Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lelang SUN, Pemerintah Diperkirakan Serap di Atas Rp10 Triliun

Lelang surat utang negara (SUN) hari ini, diperkirakan diwarnai oleh permintaan tinggi dan pemerintah akan menyerap di atas target indikatif Rp10 triliun di tengah penurunan imbal hasil.

Bisnis.com, JAKARTA – Lelang surat utang negara (SUN) hari ini, diperkirakan diwarnai oleh permintaan tinggi dan pemerintah akan menyerap di atas target indikatif Rp10 triliun di tengah penurunan imbal hasil.

Hari ini, Selasa (4/3/2014), pemerintah melelang SUN bertenor 3 bulan, 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun.

Pada lelang sebelumnya, pemerintah menyerap lebih tinggi dari target indikatif Rp10 triliun, yakni Rp12,25 triliun, menyusul penawaran yang tinggi sekitar Rp23,3 triliun.

Ekonom pasar obligasi dan modal PT Danamon Indonesia Tbk Dian Ayu Yustina mengatakan pemerintah akan melanjutkan strategi front loading, termasuk menerbitkan obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat di pasar domestik pada kuartal I/2014.

“Reli pasar obligasi berlanjut menyusul sentimen yang membaik terhadap data ekonomi dan rupiah yang menguat,” katanya dalam siaran pers, Selasa (4/3/2014).

Inflasi Februari 0,26%, di bawah ekspektasi pasar. Dampak banjir dan cuaca buruk tidak sebesar yang diperkirakan. Neraca perdagangan kembali defisit US$0,43 miliar, tetapi menurut Dian, hal ini tidak berpengaruh luas terhadap pasar karena tren membaik secara keseluruhan.

“Pembelian yang persisten terlihat dalam beberapa hari terakhir. Kepemilikan asing di bonds naik signifikan Rp15,6 triliun pada 27 Februari, dibandingkan dengan akhir Januari,” kata Dian.

 Kepemilikan asing saat ini Rp344,2 triliun atau sekitar 33,3% dari total kepemilikan pada obligasi pemerintah.

Sementara itu, hingga kini pemerintah menyerap Rp132 triliun atau sekitar 36,9% dari total penerbitan bruto Rp357,9 triliun tahun ini. Penyerapan ini termasuk penerbitan sukuk ritel sekitar Rp19,3 triliun, di atas target indikatif sekitar Rp15 triliun seiring permintaan yang tinggi.

Kendati persepsi pasar cukup positif, Dian mengingatkan dalam beberapa bulan mendatang perlu kehati-hatian mencermati data ekonomi, khususnya pada perkembangan defisit perdagangan dan volatilitas eksternal yang mungkin berimbas terhadap rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper