Bisnis.com, JAKARTA--Pelaku industri mainan edukatif mintai pemerintah berperan aktif mengembangkan sentra industri di luar Jawa.
Pasalnya, pasar di luar Jawa sangat prospektif untuk mendorong pertumbuhan industri yang menyasar anak di bawah 5 tahun ini.
“Akses mainan bisa di perluas lagi. Tidak harus di Jawa, namun di luar Jawa sangat bagus, contohnya di Kalimantan dan daerah lainnya sangat bagus,” ujar Danang Sasongko, Ketua Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (APMETI) kepada, Jumat (28/2/2014).
Danang mengatakan pesanan mainan edukatif tahun lalu dalam negeri bisa mencapai 250 juta unit, bahkan lebih. Sedangkan realisasi kapasitas produksi hanya 150 juta unit.
Oleh karena itu, untuk menggenjot produksi industri ini, katanya, perlu ada dukungan pemerintah dalam hal teknologi.
“Permintaan sebenarnya bisa sampai tiga kali lipat, tapi tenaganya yang masih kurang,” terangnya.
Pihaknya khawatir dengan tidak tercapainya pesanan tersebut, serbuan produk impor terutama dari China kian membanjiri pasar domestik. Hal itu berakibat pada pelaku industri mainan edukatif untuk mempertahankan produksinya.
“Sekarang menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, semua produk dari luar akan berdaya saing dengan produk dalam negeri. Apakah nanti pengusaha dalam negeri mampu bertahan, inilah yang sampai saat ini kami pikirkan,” terangnya.
Di satu sisi, penjualan mainan edukatif tahun ini diproyeksikan tembus Rp120 miliar atau tumbuh 20% dibandingkan periode yang sama pada 2013.
Sentra Industri Mainan Perlu Dikembangkan di Luar Jawa
Pelaku industri mainan edukatif mintai pemerintah berperan aktif mengembangkan sentra industri di luar Jawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
46 menit yang lalu
Bahlil Ultimatum Pengusaha, Tagih Janji Hilirisasi Batu Bara
49 menit yang lalu