Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Istana Minta Cermati Pertumbuhan Utang Swasta

Istana mengingatkan perlunya mencermati pertumbuhan utang swasta di Indonesia yang telah mendorong rasio utang per PDB hingga mencapai rasio 30,24% pada 2013.
/Ilustrasi/Bisnis.com
/Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Istana mengingatkan perlunya mencermati pertumbuhan utang swasta di Indonesia yang telah mendorong rasio utang per PDB hingga mencapai rasio 30,24% pada 2013.

Hal itu dikemukakan oleh Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah menyusul dikeluarkannya rilis profil utang oleh Bank Indonesia (BI) pada pekan lalu.

Dalam rilis BI disebutkan bahwa utang luar negeri pemerintah menyusut 1,63% dari US$116,1 miliar pada 2012 menjadi US$114,2 miliar pada 2013.

Alih-alih menaikkan utang, lanjutnya, pemerintah justru lebih banyak membayar cicilan dan pokok utang luar negeri sehingga jumlah utang berkurang cukup signifikan.

Sementara itu, posisi utang luar negeri swasta non-bank justru malah tumbuh 12,79% dari US$103,2 miliar pada menjadi US$116,4 miliar pada 2013.

“Meskipun rasio ini masih tergolong aman, namun kita semua perlu mencermati peningkatan jumlah utang luar negeri swasta,” ujarnya sebagaimana dirilis laman Sekretariat Kabinet RI, Senin (24/2/2014).

Firmanzah menjelaskan memang secara agregat, rasio utang per PDB Indonesia masih relatif rendah apabila dibandingkan dengan sejumlah negara di ASEAN dan emerging market lainnya.

Sebagai contoh, ujarnya, rasio utang per PDB Singapura mencapai 100% pada 2012, Malaysia 52,5%, dan Thailand 41,6%. Adapun rasio utang per PDB negara emerging seperti Brasil mencapai 68%, Afrika Selatan 38%, dan India 68%.

Firmanzah juga mengakui bahwa ekspansi swasta sangat dapat dipahami karena Indonesia memang masih membutuhkan pengembangan infrastruktur dan sektor riil. Belum lagi adanya kebutuhan untuk industrialisasi dan hilirisasi di sektor mineral dan pertambangan. Konsekuensinya, yaitu kebutuhan dana investasi yang sangat besar.

Namun demikian, Firmanzah tetap memandang perlunya mewaspadai peningkatan utang swasta yang tumbuh pesat dalam beberapa waktu terakhir.

Pemerintah, lanjutnya, bekerja sama dengan Bank Indonesia akan terus mengelola utang luar negeri Indonesia dalam batas yang aman. "Sehingga tidak membahayakan fundamental ekonomi yang telah terbangun kuat selama ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Nurbaiti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper