Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utilisasi Industri Petrokimia di Bawah 60%

Industri petrokimia membutuhkan investasi baru di sektor hulu guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Fajar menambahkan industri petrokimia membutuhkan tiga kilang.
Kendati utilisasi petrokimia masih saat ini di bawah 60%, utilisasi di sektor hilirnya yakni industri plastik, sudah cukup baik. /bisnis.com
Kendati utilisasi petrokimia masih saat ini di bawah 60%, utilisasi di sektor hilirnya yakni industri plastik, sudah cukup baik. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas) Fajar A.D Budiyono mengatakan sepanjang 2013, utilisasi industri petrokimia masih di bawah 60%. Artinya, industri petrokimia membutuhkan investasi baru di sektor hulu guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Fajar menambahkan industri petrokimia membutuhkan tiga kilang.

“Pemerintah berjanji, setidaknya ada satu kilang pengolahan minyak yang bisa direalisasikan,” paparnya, Rabu (19/2/2014).

Menurutnya, produksi petrokimia dalam negeri tahun lalu sekitar 1,8 juta ton. Padahal, kapasitas terpasang mencapai 2,4 juta ton. Adapun kebutuhan petrokimia jenis polipropilena, mencapai 1 juta ton per tahunnya.

Sementara itu, kapasitas pasokan lokal maksimal 800.000 ton/tahun yang dipasok oleh tiga produsen yaitu Chandra Asri, Polytama Propindo dan Pertamina.

Menurut Fajar, produksi petrokimia dalam negeri tahun lalu sekitar 1,8 juta ton. Padahal, kapasitas terpasang mencapai 2,4 juta ton.

Adapun kebutuhan petrokimia jenis polipropilena, mencapai 1 juta ton per tahunnya. Sementara itu, kapasitas pasokan lokal maksimal 800.000 ton/tahun yang dipasok oleh tiga produsen yaitu Chandra Asri, Polytama Propindo dan Pertamina.

Meskipun pada September tahun lalu mendapatkan tambahan pasokan dari PT Polytama Propindo (Polytama) yang sebelumnya sempat berhenti beroperasi, produksi belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Artinya, sisa kebutuhan harus diimpor. Dengan beroperasinya Polytama secara penuh, impor bisa ditekan setara kapasitasnya, dengan perkiraan nilai mencapai US$ 300-400 juta. 

Meskipun pada September tahun lalu mendapatkan tambahan pasokan dari PT Polytama Propindo (Polytama) yang sebelumnya sempat berhenti beroperasi, produksi belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan beroperasinya Polytama secara penuh, impor bisa ditekan setara kapasitasnya, dengan perkiraan nilai mencapai US$ 300-400 juta.

“Kami harapkan tahun utilisasi bisa di atas 70%,” ujar Fajar.

Kendati utilisasi petrokimia masih saat ini di bawah 60%, Fajar mengatakan utilisasi di sektor hilirnya yakni industri plastik, sudah cukup baik. Dia tidak mempermasalahkan karena banyaknya investasi baru. Pihaknya meminta kepada pemerintah untuk mengoptimalkan sektor hulu.

“Harus ada sinergi antara pemerintah, Pertamina dan swasta. Selama ini gap-nya masih besar.” Terangnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper