Bisnis.com, JAKARTA - PT Nusantara Regas mulai memasok gas hasil regasifikasi gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) untuk industri setelah pipa Muara Karang-Tegalgede selesai dikerjakan pada 2014.
Tammy Meidhama, Presiden Direktur Nusantara Regas, mengatakan saat ini floating storage regasification unit (FSRU) Jawa Barat yang dikelola perusahaan hanya memasok gas untuk pembangkit listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Hal itu disebabkan terbatasnya infrastruktur pipa gas yang dapat digunakan untuk menjangkau sektor industri.
“Kami baru dapat memasok gas untuk industri di Karawang tahun depan, dengan menggunakan pipa Muara Karang-Tegalgede milik PT Pertamina Gas [Pertagas],” katanya di Jakarta, Rabu (11/12/2013).
Pipa Muara Karang-Tegalgede itu sendiri adalah pipa open access yang menghabiskan investasi US$155 juta, dengan diameter 24 inchi dan panjang 70 kilometer. Pipa itu juga memiliki kapasitas hingga 270 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd).
Tammy menuturkan jual beli gas itu nantinya akan dilakukan oleh Pertagas yang saat ini memetakan calon konsumen dari sektor industri. Gas hasil regasifikasi itu memang memiliki harga lebih mahal dibandingkan dengan gas pipa yang dialirkan langsung dari lapangan gas.
Meski harganya dari gas pipa, industri tetap dapat menghemat sekitar 30% hingga 40% dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar minyak jenis diesel.
Menurutnya, pipa ruas Muara Karang-Tegalgede itu juga dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memasok gas langsung ke pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Muara Tawar.
Selama ini, perusahaan hanya dapat memasok langsung gas untuk kebutuhan PLTGU Muara Karang dan PLTGU Tanjungpriok, sedangkan PLTGU Muara Tawar mendapatkan gas melalui mekanisme pertukaran gas dari pipa South Sumatra-West Java (SSWJ).