Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Prediksi Konsumsi Elpiji Bersubsidi Lampaui Kuota

PT Pertamina (Persero) memperkirakan konsumsi elpiji bersubsidi tabung 3 kg bersubsidi sepanjang 2013 bakal melebihi kuota APBN.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memperkirakan konsumsi elpiji bersubsidi tabung 3 kg bersubsidi sepanjang 2013 bakal melebihi kuota APBN.

Vice President Elpiji and Gas Product Pertamina Gigih Wahyu Hari Irianto mengatakan konsumsi elpiji tersebut bisa mencapai 4,41 juta ton pada tahun ini.

"Konsumsi ini lebih tinggi 0,5% dibandingkan dengan kuota 4,39 juta ton tahun ini," ungkapnya, Senin (9/12).

Menurut dia, kenaikan konsumsi itu seiring dengan program konversi minyak tanah ke elpiji yang masih terus berjalan.

Gigih mengatakan konsumsi elpiji tabung 12 kg yang tidak disubsidi juga mengalami kenaikan. Sampai akhir 2013, konsumsi elpiji 12 kg akan berlebih 7% dari prediksi 910.000 ton.

"Dampaknya, kerugian penyaluran elpiji 12 kg diperkirakan sekitar Rp5,5 triliun-Rp6 triliun," ujarnya.

Hal itu, sambungnya, karena saat ini Pertamina masih menjual harga elpiji 12 kg di bawah harga pasar.

Selain volume konsumsi, kerugian juga tergantung harga pembelian yang mengacu kontrak (contract price/CP) Aramco dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Menurut Gigih, saat ini harga CP Aramco sudah mencapai 1.172 dolar AS per ton dan kurs Rp12.000 per dolar. "Akibatnya, kerugian yang ditanggung Pertamina membengkak dari Rp5.600 menjadi hampir Rp9.000 perkilogram," ujarnya.

Pertamina merencanakan penyediaan elpiji pada 2013 mencapai 5,43 juta ton. Penyediaan itu berasal dari impor 2,82 juta ton, kontraktor kontrak kerja sama 1,61 juta ton, produksi kilang Pertamina 887.572 ton, dan kilang swasta di dalam negeri 105.026 ton.

Pertamina sudah berulang kali meminta persetujuan kenaikan harga elpiji 12 kg ke pemerintah namun belum mendapatkan persetujuan.

Meski Pasal 25 Peraturan Menteri ESDM No 26 Tahun 2009 membolehkan Pertamina menaikkan harga elpiji nonsubsidi dengan mempertimbangkan harga patokan, daya beli konsumen, dan kesinambungan pasokan.

Pertamina terakhir kali menaikkan harga elpiji 12 kg pada Oktober 2009 sebesar Rp100 perkilogram dari Rp5.750 menjadi Rp5.850 perkilogram. Sementara, biaya penyediaan elpiji terus mengalami kenaikan, sehingga kerugian pun makin meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper