Bisnis.com, BANDUNG - Perajin tahu dan tempe di Jawa Barat mengaku belum bisa mengandalkan bahan baku kedelai lokal, sehingga 80% masih bergantung dari impor.
Padahal, Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar mengumumkan produksi kedelai di Jabar pada 2013 diprediksi mencapai 48.636 ton atau meningkat 2,55% dibandingkan dengan produksi 2012 sebesar 47.426 ton.
Namun, hal itu tidak mempengaruhi pasokan di lapangan.
Ketua Koperasi Perajin Tahu Tempe (Kopti) Jabar Asep Nurdin mengemukakan kebutuhan kedelai di kawasan itu saat ini mencapai 20.000 ton per bulan.
"Sekitar 80% bahan baku kedelai masih harus impor, dan hanya 20% kedelai lokal yang terserap. Itu pun jika ada," katanya kepada Bisnis, Senin (11/11/2013).
Dia mengungkapkan selama ini perajin masih kesulitan memperoleh kedelai lokal. Padahal, pasar kedelai dalam negeri permintaannya begitu besar.
"Saya heran kenapa program perluasan 123.000 ha tanaman kedelai dari APBN tidak berjalan. Kalau bisa direalisasikan dengan baik sebenarnya bisa membantu kami dalam memenuhi kedelai, tidak tergantung pada komoditas impor," ujarnya.
Dalam perkembangan lain, Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Jabar Ruslan mengemukakan peningkatan produksi kedelai tersebut berdasarkan angka ramalan (Aram) II pada 2013.
"Hasil tersebut setelah kami mendapatkan realisasi data produksi dari Januari hingga Agustus 2013, setelah itu didata lagi untuk perkiraan produksi hingga akhir Desember 2013," jelasnya.
Menurutnya, peningkatan produksi kedelai untuk tahun ini diperkirakan terjadi perluasan luas panen sebesar 8,13% dari 30.345 ha pada 2012 menjadi 32.813 ha pada 2013.
Produktivitasnya diprediksi turun 5,17% dari 15,63 kuintal per hektare pada 2012 menjadi 14,82 kuintal per ha.
Meski demikian, dibandingkan dengan 2011 yang mencapai 56.116 ton, produksi kedelai tahun ini masih rendah. "Pemerintah harus bisa menggenjot produktivitasnya agar produksi kedelai lokal bisa meningkat tajam," ujarnya.(k29/k32)