Bisnis.com, JAKARTA--Semburan gas ringan yang terjadi di Sumur TN-C414, berdampak pada penurunan produksi gas dari Lapangan Tunu yang ada di Blok Mahakam, karena Total E&P Indonesie harus menghentikan operasinya di beberapa sumur migas.
Kristanto Hartadi, Kepala Departemen Hubungan Media Total, mengatakan perusahaan harus menutup beberapa sumur yang berdekatan dengan Sumur TNC-414. Hal itu dilakukan sebagai langkah keamanan, untuk mencegah munculnya api.
“Saya belum dapat menyampaikan berapa besar penurunannya, tetapi tidak signifikan karena tidak lebih dari 10% dari total produksi harian Lapangan Tunu yang mencapai 800 MMscfd,” ujarnya, Senin (11/11).
Kristanto menuturkan penurunan produksi gas dari Lapangan Tunu itu tidak berdampak pada total produksi migas dari Blok Mahakam. Pasalnya, hingga kini produksi dari Blok Mahakam telah mencapai 1.700 MMscfd, atau melampaui target yang disepakati dalam rencana kerja dan anggaran tahun ini sebesar 1.600 MMscfd.
Semburan gas ringan terjadi sejak Jumat 8 November 2013 malam di Delta Mahakam. Gas yang menyembur itu berasal dari reservoir dangkal, dan tidak terindikasi adanya likuid. “Jadi bukan gas hidrokarbon yang keluar, tetapi gas metana dan terindikasi dari adanya gelembung-gelembung di permukaan air,” ujarnya.
Sampai saat ini, perusahaan asal Perancis itu belum mengetahui penyebab semburan gas ringan itu. Alasannya, tim ahli dari Wattenbarget Wells Construction belum dapat mendekati lokasi gelembung di permukaan air.