Bisnis.com, BOGOR—Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan pembebasan lahan untuk proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Batang, Jawa Tengah akan selesai pada 2-3 bulan mendatang.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy Priatna mengatakan setidaknya masih ada sekitar 26 hektare lahan yang perlu dibebaskan terlebih dahulu sebelum pembangunan PLTU Batang mulai dikerjakan.
“Sekarang pak Menteri Keuangan sudah bentuk tim yang terdiri dari gubernur, kejaksaan, polisi hingga Kodam untuk mengawasi pembebasan lahan tersebut. Sehingga saya optimistis pembebasan lahan akan rampung pada 2-3 bulan mendatang,” jelasnya, Jumat (01/11).
Selain pembentukkan tim khusus, lanjutnya, penggantian tanah pun kini bukan lagi sebagai ganti rugi, namun sudah ganti untung. Menurutnya, nilai tanah yang digantikan tersebut lebih besar dari batas nilai yang ditetapkan atau independen assessor.
Seperti diketahui, proyek yang telah ditandatangani sejak 6 Oktober 2011 ini masih terkendala masalah klasik dari iklim pembangunan Indonesia yaitu pembebasan lahan. Padahal proyek ini disebut-sebut mampu menghemat anggaran negara mencapai Rp40 miliar per hari.
“Oleh karena itu, proyek ini harus segera terealisasi, karena kalau tidak hal ini bisa menjadi preseden buruk bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.
Terkendalanya lahan juga menyebabkan Japan Bank International Corporation (JBIC), selaku penyandang dana terbesar proyek tersebut menunda penyaluran dananya. Dari nilai proyek PLTU Batang sebesar US$3,5 miliar, JBIC akan menyediakan dana sekitar 60%-70%.
Kepentingan pembangunan proyek ini dinilai cukup tinggi mengingat pertumbuhan listrik meningkat 9,5% setiap tahun. Bahkan PT Perusahaan Listrik Negara memperkirakan kebutuhan listrik Jawa-Bali pada 2014 akan mencapai 174,9 terra watt hour (Twh).